Senin, 19 April 2010

JALAN VINSENSIAN


SEBAGAI BAHAN REFLEKSI DALAM AKTIFITAS HIDUP..CHOOOY


Jalan yang menjamin kebahagiaan abadi
“Tak ada jalan yang lebih baik untuk menjamin kebahagiaan abadi kita daripada dengan hidup dan mati dalam pelayanan bagi orang miskin, dalam tangan Sang Penyelenggara Ilahi dan dalam penyangkalan diri yang nyata dengan mengikuti Yesus Kristus.”
(SV III, 392 – 4 Desember 1648)



Berpegang pada kebenaran-kebenaran abadi
“Hanyalah kebenaran-kebenaran abadi dapat memenuhi hati kita dan menuntun kita dengan aman”
(DBSV V,39)


Mengikuti cahaya iman
“Apakah tidak perlu, baik demi kesempurnaan kita sendiri maupun untuk mengusahakan keselamatan jiwa-jiwa, kita membiarkan diri mengikuti cahaya iman selalu dan dalam segala hal.”
(DBSV V,39)


Mengikuti Yesus Kristus
“Kita yakin bahwa norma injil dan teladan Yesus Kristus tidak pernah menyesatkan dan pada saatnya akan menghasilkan buah-buah yang diharapkan. Sebaliknya segala sesuatu yang berlawanan dengan norma itu akan sia-sia belaka.”
(SV II, 281 – 5 agustus 1642)


Yesus Kristus sebagai Pedoman
“Tuhan kita Yesus Kristus yang telah memanggil kita untuk meneladani cara hidupNya, akan memberi kita bagian pada semangatNya dan akhirnya pada kemuliaanNy juga.”
(SV III, 203 – 15 Juni 1647)


Demi Kasih, Demi Allah, Demi orang Miskin
“Betap besar penghiburan yang akan anda alami saat kematian tiba, karena telah menghabiskan seluruh hidup untuk tujuan serupa yang mendorong Yesus memberikan hidupNya sendiri, yaitu demi kasih, demi allah dan demi orang miskin.”
(DBSV III, 120 – SV VII, 382 – 24 Nopember 1658)


Hidup seperti Yesus Kristus
“Ingatlah bahwa kita hidup dalam Yesus Kristus oleh kematian Yesus Kristus… dan agar mati seperti Yesus Kristus kita perlu hidup seperti yesus kristus.”
(SV I,295)

Bekerja dengan semangat yesus sendiri
“Hendaklah anda mulai mengerjakan tugas dengan semangat Yesus Kristus sendiri. Untuk maksud ini hendaklah anda menghormati kebijaksanaan, kewaspadaan, kelembutan, dan kecermatan Yesus sendiri.”
(SV I, 175 – 28 Nopember1632)


Cara hidup misionaris
“Cara hidup misionaris merupakan cara hidup yang sesuai dengan amanat injil yaitu meninggalkan dan melepaskan segala-galanya,seperti para rasul, untuk mengikuti Yesus Kristus dan melakukan sesuai dengan teladanNya apa yang baik.”
(DBSV V, 1)


Sesuai dengan Yesus
“Marilah menghayati semnagat Yesus agar bias meneladani tindakanNya karena tidak cukuplah berbuat baik, tetapi perlu melakukannya dengan baik sesuai dengan teladan Yesus.”
(DBSV V, 68)


Mengasihi Yesus secara Efektif
“Ada dua macam kasih, yaitu kasih afektif dan kasih efektif. Kasih efektif berarti melakukan hal-hal yang diperintahkan atau diharapkan oleh pribadi yang dikasihi… mengasihi Tuhan Yesus secara efektif bukan berarti hanya mengikuti ajaran-ajaran dan pesan-pesan Tuhan Yesus, tetapi juga mengajak dunia mengajak dan mengasihi Tuhan Yesus.”
(DBSV V,55)


Berbahagialah yang mengabdi Kristus
“Sungguh berbahagialah mereka yang mencurahkan seluruh hidup demi pengabdian kepada Tuhan kita Yesus Kristus, seperti dia juga telah mencurahkan hidupNya demi keselamatan manusia.”
(DBSV I, 182 – SV VII, 131-19 April 1658)


Kebahagiaan yang Besar
“Oh! Betapa besar kebahagiaan kita bila kita senantioasa menyenangkan Allah , bila apa saja yang kita lakuan kita kerjakan demi kasih epada Allah dan untuk berkenan kepadaNya.”
(DBSV V, 237 – 30 April 1655)

Hanya untuk kemuliaan Allah
“Dalam segala kegiatan berjuanglah hanya untuk mencari kemuliaan Allah dan menyenangkan dia.”
(DBSV III, 164 – SV VIII, 318 – 9 Juli 1660)


Carilah Allah dalam segala kegiatan
“Carilah Allah dalam segala kegiatan dan jangan rasgu-ragu.”
(DBSV III, 11 – SV VI, 497 – 29 September 1657)


Hanya karena kasih
“Marilah mencintai Allah, sekali lagi marilah mencintai Allah… tatapi dengan mencucurkan keringat dan dengan menyisingkan lengan baju.”
(SV XI, 40)


Tidak melakukan apa – apa kecuali mengasihi
“sungguh baik kalau kita tidak melakukan apa-apa kecuali mengasihi. Dengan demikian kita melakukan sekaligus segala keutamaan dan menyatu dengan Yesus Kristus ,sambil bekerja sama dengan dia demi keselamatan dan penghiburan orang-orang miskin.”
(DBSV III, 140-SV VIII, 162- 8 Nopember 1659)


Rahasia hidup rohani
“Sungguh inilah rahasia hidup rohani yaitu meninggalkan segala sesuatu yang kita cintai dan menyerahkan diri kita sendiri kepada kehendakNya dengan keyakinan mutlak bahwa dalam segala hal akan terjadi yang terbaik.”
(DBSV III, 145-SV VIII, 225-3 maret 1660)


Kebahagiaan dan kebijaksanaan sejati
“Kebahagiaan kita sepenuhnya terletak dalam pelaksanaan kehendak Allah dan kebijaksanaan yang sejati ialah tidak mengharapkan apa-apa kecuali apa yang dia kehendaki.”
(DBSV IV, 168-21 desember 1651 – SV IV, 289)


Cara mudah menjadi kudus
“Oh, betapa mudah untuk menjadi sangat kudus yaitu melakukan kehendak Allah dalam segala hal.”
(SV II, 36)



Berbahagialah…
“Berbahagialah orang yang menghendaki apa yang dikehendaki Tuhan, orang yang bertindak hanya kalau Penyelenggaraan Ilahi memberi kesempatan, orang yang hanya memiliki apa yang tuhan berikan kepadanya berdasarkan kebijaksanaanNya.”
(SV III, 188 – 10 mei 1647)


Tunduk kepada kehendak Allah
“Kalian harus tunduk kepada kehendak Allah dan merasa damai, dengan harapan bahwa segalanya akan berjalan dengan baik. Karena biasanya karya Allah akan memperoleh hasil yang baik justru dalam hal yang tidak memberi kepuasan kepada kita.”
(DBSV III, 164 – SV VIII, 317 – 9 Juli 1660)


Bukan untuk mengabdi keinginan anda sendiri
“Anda tidak menyerahkan diri kepada Allah untuk mengabdi keinginan anda, melainkan untuk tunduk kepada kehendakNya.”
(DBSV I, 158 – SV VI, 129 – 12 November 1656)


Tidak semua keinginan baik berasal dari Roh Kudus
“Tidak semua keinginan, betapapun baik berasal dari Roh Kudus.”
(DBSV I, 158 – SV VI, 129 – 12 November 1656)


Keinginan yang berasal dari Tuhan
“Keinginan-keinginan yang berasal dari Tuhan itu lembut dan membiarkan hati tetap tenang; sebaliknya gejolak yang datang dari roh jahat itu membuat hati bergelora dan tidak tenang.”
(SV VII, 418 – 27 Desember 1658)



Kerajaan Allah dalam hati yang damai
Kerajaan allah adalah damai dalam Roh Kudus; Dia akan meraja dalam diri anda bila hati anda tetap damai.”
(SV I, 114)

Janganlah tergesa-gesa
Dalam hal mewujudkan suatu rencana penting, janganlah tergesa-gesa,”sampai ada tanda yang jelas bahwa Tuhan menghendakinya.”
(SV I , 113 )


Memasrahkan diri kepada Allah dalam segala situasi
“Kita harus memasrahkan diri kepada Allah dalam segala situasi dan berharap agar kehendaknya terlaksana.”
(DBSV III, 39 – SV IV, 280 – 29 Nopember 1651)


Siap siaga menghadapi segala kemungkinan
“Kita harus menyesuaikan diri dengan kehendak Allah baik dalam situasi yang merepotkan maupun situasi yang menyenangkan yang terus saling berganti. Karena itu dari kita dibutuhkan sikap siap siaga untuk segalanya dan sikap tidak terikat sama sekali pada diri kita sendiri.”
(DBSV III, 39 – SV IV, 280 – 29 Nopember 1651)


Menghayati kehadiran Allah
“Kesadaran akan kehadiran Allah akan membantu kalian untuk menunaikan segala kewajiban setiap hari… untuk melakukan kehendak Allah dalam segala hal.”
(DBSV III, 19 – SV IV, 162 – 18 Maret 1651)


Bersikap lepas bebas
“Marilah kita bersikap lepas bebas dan memberi waktu kepada Tuhan untuk menunjukkan kehendaknya… karena makin kecil peranan kita makin besarlah perananNya.”
(SV V, 534-30 Januari1656)


Ketekunan, kesabaran dan Do’a
“Tuhan sering menangguhkan suatu niat yang suci bagi mereka yang berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya. Ini dilakukannya agar mereka akhirnya memperoleh hasil yang baik melalui pekerjaan yang tekun melalui kesabaran dan doa.”
(SV III, 627 – 25 Maret 1650)


Keinginan yang disertai sikap pasrah
“Meskipun Tuhan mengulur waktu namun dia akan menunjukkan bahwa dia merestui keinginan kita asalkan keinginan itu disertai dengan sikap pasrah kepada kehendakNya.”
(SV III, 627 – 25 Maret 1650)


Mengikuti penyelenggaraan Ilahi
“Betapa besar harta tersembunyi yang ada dalam penyelenggaraan Ilahi dan betapa Tuhan kita dimuliakan oleh mereka yang mengikutinya.”
(SV I , 68)



Janganlah tergesa untuk memutuskan dan bertindak
“pertimbangkan segalanya dihadapan Tuhan… manfaatkan waktu untuk menimbang-nimbang dengan matang… dan ikuti langkah demi langkah Penyelenggaraan Ilahi.”
(SV II, 206-208 – 7 Desember)


Menanti panggilan Penyelengaraan Ilahi
“Supaya bias melangkah dengan mantab kita harus menunggu panggilan Penyelenggaraan Ilahi dan mengikutiNya.”
(SV III , 545 – 14 februari 1650)


Biarkanlah Tuhan berkarya
“Kita harus pasrah kepada Tuhan dalam segala TindakanNya dan siap menerima segala kemungkinan… Biarkanlah Tuhan berkarya. Dia akan menyelesaikan segalanya tanpa kita ikut memikirkannya.”
(SV V, 24 – 10 Oktober 1653)


Uluran tangan Allah mulai bekerja
“Dimana sarana-sarana manusiawi tak berdaya, disitulah uluran tangan Allah mulai bekerja.”
(DBSV IV, 183 – SV IV, 328 – 1 Maret 1652)


Tuhan menolong pada saat yang tepat
“Tuhan tidak lalai menolong kita pada saat yang tepat yaitu setelah dari pihak kita sendiri melakukan apa yang mungkin kita lakukan.”
(DBSV III, 136 – SV VII, 547 – 14 Mei 1659)


Keberhasilah karya Tuhan
“Karya tuhan berhasil bukan pada saat yang kita harapkan melainkan pada saat yang Dia kehendaki.”
(SV III, 626 – 25 Maret 1650)


Relakan diri dituntun oleh Allah
“Jangan sampai anda mengambil kembali apa yang sudah anda berikan kepada Allah. Relakanlah diri anda untuk dibimbing dan anda akan dituntun oleh Allah sendiri.”
(DBSV I, 217 – SV VII, 573 – 28 Mei 1659)






Percaya kepada bimbingan Allah dan siap menghadapi kesulitan.
“Percayalah secara penuh kepada bimbingan Allah dan siapkanlah diri kalian untuk menghadapi segala macam kejadian agar dapat memanfaatkan dengan baik kejadian-kejadian yang mempersulit kalian.”
(SV IV, 290 – 21 desember 1651)




Allah memberikan yang terbaik
“Apa yang Allah berikan kepada kita adalah yang terbaik bagi kita, meskipun tidak menyenangkan kodrat kita dan bertentangan dengan harapa kita.”
(DBSV III, 114 – SV VII, 241 – 24 Agustus 1658)


Bertekun dalam kebaikan dan bersabar dalam percobaan
“Seringkali Allah mau membangun kebaikan-kebaikan yang kokoh diatas kesabaran mereka yang sedang mengusahakan kebaikan itu, dan untuk itu Dia menguji mereka dengan aneka percobaan.”
(SV IV, 290 – 21 Desember 1651)


Terarah pada pelayanan bagi masyarakat
“kita harus menjadi sepenuhnya milik Tuha n dan sekaligus terarah pada pelayanan bagi masyarakat. Demi tujuan ini kita harus menyerahkan diri kepada tuhan, menghabiskan diri , memberika hidup kita. Biatr kita telanjang , bila dapat dikatakan demikian agar orang lain memperoleh pakaian.”
(DBSV I, 3-SV XI, 402 – 17 Juni 1657)


Berjiwa Kristiani
“Tidak ada yang lebih berjiwa kristiani daripada pergi dari desa ke desa untuk menolong masyarakat miskin dalam usaha mencari keselamatan.”
(DBSV V,1)


Tindakan kasih yang paling agung
“apakah ada tindakan kasih yang lebih agung daripada memberikan diri secara total untuk orang-orang yang mengalami kesusahan dan meringankan penderitaan mereka?”
(DBSV III, 121 – SV VII, 383 – 24 Nopember 1658)

Semangat belas kasih
“dipenuhi dengan semangat belas kasih… kita memiliki kewajiban untuk melayani orang-orang yang paling papa, orang-orang yang paling terabaikan dan yang paling dibebani.oleh kesusahan baik jasmani maupun rohani.”(DBSV V,104)
Kewajiban semua untuk melayani orang miskin
“Jangan mengira bahwa kalian luput dari kewajiban berkarya demi keselamatan orang-orang miskin karena kalian juga dapat melakukannya sesuai dengan keadaan kalian.”
(DBSV V, 185)


Jangan bersikap diskriminatif
“jangan memperlakukan orang dengan sikap membeda-bedakan orang miskin harus kita layani seperti orang kaya, malah dengan perhatian yang lebih besar , karena sikap ini lebih sesuai dengan cara hidup Yesus didunia.”
(DBSV V,22)


Layanilah orang miskin dengan sebaik mungkin
“Hendaknya kalian melayani orang miskin dengan sebaik mungkin dan selanjutnya serahkanlah segalanya kepada kebaikan Allah.”
(DBSV III, 114 – SV VII, 242 – 24 Agustus 1658)


Siapapun orang miskin yang membutuhkan pertolongan
“anda memiliki panggilan yang mewajibkan anda untuk menolong tanpa membeda-bedakan segala macam orang, entah laki-laki, perempuan atau anak-anak, pokoknya semua orang miskin yang membutuhkan pertolongan anda.”
(DC, 1028)


Allah telah memilih orang miskin
“Allah telah memilih orang-orang miskin itu untuk menjadikan mereka kaya dalam iman.”
(SV 25 Januari 1643)


Misit me evangelizare pauperibus
“Tuhan kita Yesus Kristus telah datang ke dunia dengan tujuan utama membantu orang-orang miskin dan mendampingi mereka. Misit me evangelizare pauperibus.”
(DBSV V, 148)


Gunanya belajar atau sekolah
“Studi akan menjadi sarana bagi kita untuk menuju allah… dan akan meningkatkan kemampuan kita untuk menghasilkan buah bagi sesama.”
(DBSV V,35)




Nasihat bagi yang sedang belajar
“belajar hendaklah menjadi pekerjaan yang paling penting bagi anda, selain berusaha untuk semakin berkenan kepada Tuhan dengan menjalankan keutamaan-keutamaanNya.”
(DBSV I, 219-SV VII, 624-28 Juni 1659)


Belajar secara wajar
“Hendaknya belajar secara wajar, hanya terdorong oleh keinginan untuk memperoleh pengetahuan yang berguna bagi kita sesuai dengan status kita”
(DBSV V,174)


Kasih dan pengetahuan harus berjalan seiring
“Hendaknya belajar dengan cara tertentu sehingga kasih dapat mengimbangi pengetahuan… dengan cara itu mencapai kesucian dan pengetahuan yang kokoh.”
(DBSV V,175)


Bertumbuh dari hari ke hari
“Hendaknya anda terus berjuang untuk menghayati keutamaan-keutamaan dan untuk bertumbuh dari hari ke hari dalam kasih dan dalam usaha meneladani Tuhan kita.”
(DBSV III, 76 – SV VI, 42-25 Juli 1656)


Membaca buku yang baik
“kita harus berusaha memperkaya jiwa kita dengan semangat rohani sama seperti dengan ilmu dan untuk itu hendaknya kita membaca buku-buku yang baik dan berguna.”
(DBSV V,35)


Kuasailah ilmu tapi jangan sombong
“Ilmu memang dibutuhkan… dan celakalah mereka yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik! Tetapi kita harus sangat berhati-hati karena pengetahuan menjdikan orang sombong.”
(DBSV V,175)