Rabu, 30 Maret 2011

PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKSI ( PPR )


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) DALAM EKSPLORASI, ELABORASI DAN KONFIRMASI

A. MENGEMBANGKAN PAK DALAM EKSPLORASI, ELABORASI DAN KONFIRMASI
Kita bersama menyadari, bahwa Pendidikan Agama Katolik tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan proses pembelajaran di sekolah dan terutama kelas. Untuk itu, sesuai dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, maka ada 3 proses yang harus dilalui oleh siswa dalam setiap kegiatan inti, termasuk untuk Pendidikan Agam,a Katolik. Harapannya dalam setiap kegiatan inti, guru melakukan proses pembelajarannya secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Dalam kegiatan eksplorasi, guru diharapkan melibatkan siswa mencari dan menghimpun segala informasi atau pengetahuan dan menggunakan berbagai media untuk memperkaya pengalaman. Begitu juga, guru diharapkan mengelola segala informasi yang didapat, memfasilitasinya sehingga siswa mampu berinteraksi, aktif dan mendorong siswa mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda, membedakannya, mengamati objek di lapangan dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam kegiatan elaborasi, guru diharapkan mendorong siswa membaca dan menuliskan hasil dari eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat, mendalaminya, menganalisis, membangun kesepakatan melalui kegiatan yang kooperatif dan kolaboratif. Dalam kegiatan ini, diharapkan guru dapat membiasakan siswa membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis, menyimpulkan bersama, dan menyusun laporan atau tulisan untuk menyajikan hasil belajarnya.
Sebagai muaranya, guru diharapkan melakukan kegiatan konfirmasi. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil pengalaman belajar siswa dengan memberikan apresiasi terhadap kekuatan dan kelemahan hasil belajar dengan menggunakan teori yang guru kuasi. Disamping itu, guru diharapkan menambah informasi yang seharusnya siswa kuasai, mendorong siswa untuk menggunakan pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang terpercaya untuk lebih menguatkan penguasaan kompetensi belajar agar lebih bermakna. Dan, setelah memperoleh motivasi dan hasil dari pengalaman belajarnya, siswa diajak mengerjakan tugas-tugas untuk mengasilkan produk belajar yang kongkrit dan kontekstual. Guru membantu siswa menyelesikan masalah dan menerapkan ilmu dalam aktivitas yang nyata untuk kehidupan sehari-hari.
Setiap proses pembelajaran membutuhkan metodologi yang utuh dan konstruktif, tak terkeculai juga dengan proses Pendidikan Agama Katolik (PAK). Tentu saja, tujuannya agar siswa mampu secara kognitif, afektif dan psikomotorik membina pengetahuan imannya. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam pengembangan proses tersebut, yaitu:
Pertama, PAK membutuhkan daya eksploratif untuk menggali pengalaman kehidupan, situasi dan kontekstualitas siswa. Eksplorasi atas berbagai pengalaman dan situasi kehidupan akan memampukkan PAK menjadi lebih mengena, dinamis dan kreatif. Ada banyak kegiatan eksplorasi yang bisa dikembangkan dalam PAK, antara lain dengan menggali pengalaman aktual, situasional, dan kontekstual. Kegiatan eksplorasi pun dapat mempergunakan berbagai tehnik, media dan sarana, dari audio, permainan (kinestetik), multimedia hingga lingkungan luas untuk belajar.
Kedua, dalam PAK diperlukan proses pendalaman atau internalisasi. Proses ini harus menjadi sinergi antara pengalaman hidup, situasi sosial baik subyektif maupun obyektif dengan bingkai terang imani. Pendalaman bahan dan materi tentu di dalam PAK berbeda dengan pendalaman materi pada ilmu-ilmu lainnya. Dalam PAK dibutuhkan gerak yang berbeda, bukan sekedar isi, melainkan nilai apa yang bisa dipetik. Maka dalam PAK, proses pendalaman dikembangkan dengan kegiatan refleksi (Paradigma Pendidikan Refleksi). Melalui refleksi, harapannya siswa mampu mengkomunikasikan segala pengalaman atau kisah hidup yang ditemukan dengan visi nilai kemanusiaan dan iman sehingga terjadi proses interpretasi yang bersifat dialektis antara pengalaman itu dengan nilai-nilai yang ingin diinternalisasi. Melalui interpretasi yang dialektis ini diharapkan terjadi peneguhan, pembaruan dan transformasi hidup siswa.
Ketiga, muara dari PAK adalah perubahan sikap hidup, yang sering disebut dengan penerapan. Pada PAK, penerapan tentu bukan penerapan hasil konsep yang harus dipraktekkan secara langsung untuk memecahkan masalah. PAK lebih melihat pada perubahan sikap dan proses internalisasinya. Maka, dalam PAK yang dihasilkan pertama-tama bukan hasil teori yang dipraktekkan melainkan sikap apa yang akan dikembangkan dan dilaksanakan dalam hidup siswa.
B. KOMPONEN-KOMPONEN EKSPLORASI, ELABORASI DAN KONFIRMASI DALAM PAK
Prinsip dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi pada intinya berbasis konstruktivisme. Artinya, siswa aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada untuk menemukan sesuatu yang perlu dikembangkan. Dalam konteks pembelajaran, siswa diajak membina sendiri pengetahuan mereka. Siswa diberi kesempatan untuk mengasimilasi informasi dengan cara mengeksplorasi lingkungan, mengakomodasi informasi dengan cara mengembangkan konsep, mengorganisasikan informasi dan menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena yang berbeda.
Untuk itu ada berbagai macam hal yang dapat diolah dalam PAK untuk mengembangkan segi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada intinya, ada beberapa komponen yang dapat membantu kita mengolah PAK agar sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut, yaitu meliputi:
Apa yang mau dipelajari: dibaca, dilihat, dieksplorasi, diamati, diceritakan dll (Eksplorasi) : 1. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan mendalam berkaitan tentang suatu topik/tema tertentu.
2. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
4. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
5. Memfasilitasi siswa melakukan studi lapangan dan kajian lain yang lebih luas.
Beberapa alternatif yang dapat dilakukan, yaitu:
• Membaca artikel
• Berdiskusi tentang topik tertentu
• Mengamati alam sekitar
• Mengamati gambar
• Menonton film
• Mengamati 2 perbandingan (yang salah dan yang benar)
• Mencoba melakukan kegiatan tertentu
• Membaca kasus (bedah kasus) dari suatu artikel
• Melakukan wawancara dengan (menggali informasi) kepada tokoh atau orang-orang tertentu
• Observasi terhadap lingkungan sosial masyarakat
• Bernyanyi (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)
• Bermain dinamika kelompok (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)
Apa yang mau diperdalam, dengan pola apa pendalaman yang dilakukan (Elaborasi) : 1. Penugasan terhadap siswa untuk membaca dan menuliskan serta memfasilitasi untuk diskusi dan memuncul¬kan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
2. Memberi kesempatan untuk berpikir, menga¬nalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
3. Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
4. Memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
5. Memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
6. Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
7. Memfasilitasi siswa melakukan pameran, festival, serta karya yang dihasilkan
8. Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa per¬caya diri siswa.
Beberapa alternatif yang dapat dilakukan, yaitu:
• Diskusi/ mandiri
• Mengidentifikasi ciri
• Menemukan konsep
• Melakukan generalisasi
• Mencari bagian-bagian
• Mendeskripsikan persamaan dan perbedaan
• Memasukkan dalam kelompok yang mana (memilah-milah)
• Membandingkan dengan dunia nyata atau pengetahuan yang telah dimiliki (analisis)
• Menganalisis mengapa terjadi beginiatas fenomena yang diamati.
• Meramalkan apa yang akan terjadi dari fakta-fakta yang ada
• Mengidentifikasi mana yang berbeda/sama dengan model bandingkan/kriteria dan mana yang lebih baik
• Mengidentifikasi apa yang salah/benar, mengapa salah/benar
• Mengurutkan
• Mengelompokkan
• Mengkombinasikan
• Menyusun mana yang berhubungan dan mana yang tidak
• Menguhung-hubungkan (mencari model hubungan)
Apa yang mau diterapkan, ditindaklanjuti dan dinyatakan (Konfirmasi) : 1. Memberikan umpan balik positif atau penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa,
2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplo¬rasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber,
3. Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
4. Memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar;
5. Membantu siswa dan menjadi fasilita¬tor dalam menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
6. Membantu menyelesaikan masalah dalam proses pembelajaran
7. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
8. Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Beberapa alternatif yang dapat dilakukan, yaitu:
• Penyimpulan
• Memberikan balikan apa yang dikerjakan siswa
• Penjelasan mengapa salah
• Penjelasan mana yang benar dan yang salah
• Meluruskan yang salah
• Menegaskan yang benar
• Melanjutkan/ menambahkan yang kurang
• Mengangkat kasus yang salah dan yang benar - menjelaskan mengapa salah/benar
• Menyimpulkan konsep, kriteria , prinsip, cara mencapai yang lebih baik, contoh dan bukan contoh
• Memperluas contoh yang benar dan yang salah
• Menjelaskan bagaimana seharusnya
• Membuat rubrik
Disamping beberapa hal diatas, yang perlu disadari bahwa prinsip dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi mengingatkan kita pada dasar atau komponen utama dalam PAK yang pernah dimunculkan dalam beberapa pokok pemikiran, yaitu:
Lokakarya PAK Malino pada tahun 1981 : PAK tidak berhenti pada pengetahuan saja, tetapi pengetahuan yang didayagunakan untuk membangun hidup dengan sebuah pergulatan iman. Model pembelajaran pergumulan atau pergulatan pemahaman iman ini, siswa diajak sampai menggumuli pemahaman imannya. Artinya, siswa diajak sampai mengetahui, mengerti atau memahami, membandingkan atau mengkonfrontasi segala pengalaman agar sampai kepada makna pribadi dan mampu mengintegrasikannya dalam hidupnya. Agar proses ini dapat berlangsung sebagaimana mestinya, guru hendaknya memberikan suasana belajar mengajar yang ramah, terbuka, dialogis dan menyenangkan.
Paradigma Pendidikan Refleksi (PPR) : Dalam Model pembelajaran refleksi ini (PPR) mensyaratkan tiga unsur utama dalam proses pembelajarannya, yaitu pengalaman, refleksi, dan aksi. Tiga unsur itu merupakan satu kesatuan proses yang tak terpisahkan. Pertama, dalam Model pembelajaran refleksi, ada unsur menggali pengalaman. Pengalaman merupakan kegiatan yang memuat penyerapan kognitif dan unsur afektif atas bahan yang dipelajar dan atas apa yang dihayati, dengan cara menanyakan, membayangkan, dan menaggapinya. Pengalaman ini dapat berupa pengalaman yang dimaksudkan adalah segala pengalaman, baik langsung maupun tidak langsung, baik faktual maupun aktual, baik yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Kedua, adalah unsur refleksi. Refleksi merupakan kegiatan mendalami atau melihat lebih mendalam, dengan penuh kesadaran, atas berbagai kegiatan dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan berorientasi untuk menemukan makna lebih terhadap nilai, kesadaran, semangat, dan sikap baru. Tujuan refleksi adalah membentuk sikap untuk mengubah pola berpikir, pola bersikap, pola bertindak siswa. Ketiga adalah aksi. Aksi merupakan perwujudan dan gerakan atau dorongan batin yang tumbuh sebagai buah dari proses refleksi, baik berupa aksi batiniah maupun aksi lahiriah, sebagai wujud pertobatan atau pembaruan diri siswa.
Pada intinya, prinsip dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dapat dikembangkan dalam PAK secara praktis dengan komponen sebagi berikut:
Segi Bahan yang dikembangkan
Apa yang DI-EKSPLORASI Kegiatan Pendalaman Merupakan pokok-pokok penjabaran kegiatan dari mengamati, membandingkan, mengelompokkan, menginterpretasikan dan lain sebagainya. Pada intinya kegiatan yang mengajak siswa berperan serta secara aktif dari segi kinestetik (gerak) hingga kognitif dan afeksinya untuk memasuki pendalaman sebuah materi.
Apa yang DIDALAMI Kutipan Kitab Suci.Kutipan dari kitab suci, baik ajaran, atau kisah, yang pada intinya merangkum sebuah gagasan teologis yang mau dipahami siswa
Inti Materi merupakan pokok-pokok atau point-point dari materi yang mau didalami oleh siswa
Refleksi merupakan rumusan pertanyaan-pertanyaan dan gagasan yang pada intinya menghubungkan pengalaman dengan pokok-pokok iman atau nilai-nilai yang mau dikembangkan siswa
Tugas Rumah merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan siswa untuk semakin memperluas apa yang mau dipelajari dengan lingkungan sekitarnya dari keluarga dan masyarakat
Apa yang DITERAPKAN aksi merupakan bentuk aktivitas konkret siswa yang berdampak evaluatif-transformatif berdasarkan apa yang telah dipelajari
Dengan demikian adanya perubahan sikap yang diharapkan setelah proses pembelajaran berakhir...( hasil pertemuan PPR di Pohsarang Oleh Rm. Agustinus Sarwanto, S.J beserta tim Kanisius )

Selasa, 15 Maret 2011

The Lord Is My Shepherd


The Lord Is My Shepherd, and I want to Follow
Wher e ver He leads me, wher e ver He goes…

Over the mountains, the waters and by ways,
valleys and high ways..Hes waiting for me

I want to go to meet Him, there to lay my self down …in His Love…
The Lord is my shepherd and I want to follow whe ever He leads me,
wher ever He goes

And whole on the jorney, to where we are going
He promised to be there, to help us along..

Over the mountains, well walk on together, to know all the wonders
Hes given to me

I want to go.. to meet Him, there to lay my self down …in His Love…
The Lord is my shepherd and I want to follow whe ever He leads me,
wher ever He goes