Minggu, 22 Mei 2011

SAKRAMEN PPENYEMBUHAN


Ketujuh Sakramen dalam Gereja Katolik adalah merupakan tanda kehadiran Allah sendiri, sehingga manusia mendapat hidup baru dalam Kristus. Sekarang kehidupan itu masih "tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah" (Kol 3:3). Kita masih hidup "dalam kemah kediaman kita di bumi ini" (2 Kor 5: 1) dan takluk kepada sengsara, penyakit, dan kematian. Dengan demikian kehidupan yang baru ini pun dapat diperlemah dan malahan dapat hilang samasekali oleh dosa kita.
Bagaimana agar hidup baru tetap abadi dan tanda lahir yang diberikan Allah tetap abadi dan meraja dalam aktifitas kita sehari-hari ?

Yesus Kristus, adalah dokter jiwa dan tubuh kita, yang telah mengampuni dosa orang lumpuh dan telah memberi kembali kesehatan kepadanya (Bdk. Mrk 2:1-12.), menghendaki bahwa Gereja-Nya melanjutkan karya penyembuhan dan penyelamatan-Nya dalam kekuatan Roh Kudus. Karya ini juga dibutuhkan anggota-anggota Gereja sendiri. Untuk itu ada dua Sakramen penyembuhan: Sakramen Pengakuan Dosa dan Sakramen Urapan Orang Sakit.
A. Ada beberapa nama yang sering digunakan untuk Sakramen Tobat.
Pertama, Sakramen Tobat itu sendiri. Disebut demikian, karena hal yang terpenting yang mau ditekankan di sini ialah tobat dan orang beriman yang bertobat. Konsili Vatikan II memakai kembali istilah “Sakramen Tobat” (lih. Sacrosanctum Concilium, No. 72; Lumen Gentium, No. 11).
Kedua, dinamakan “Sakramen Pengakuan Dosa” karena orang yang bertobat itu menyatakan sikap tobatnya kepada Allah dan mengakukan segala dosanya di hadapan imam selaku pelayan Gereja. Pengakuan atas dosa-dosanya ini menunjukkan bahwa dengan rendah hati dan jujur ia mengaku dirinya sebagai orang yang berdosa yang membutuhkan kerahiman Allah.
Ketiga, disebut juga dengan “Sakramen Pengampunan Dosa” karena dosa-dosa yang telah diakukan dengan jujur dan rendah hati itu—melalui absolusi imam—secara sakramental telah diampuni oleh Allah sendiri. Seperti dalam rumus absolusi disebutkan, “…Semoga lewat pelayanan Gereja, Ia (Allah) melimpahkan pengampunan dan damai kepada Saudara.”
Keempat, dinamakan juga “Sakramen Pendamaian” (rekonsiliasi) karena melalui pengampunan yang telah diterima oleh pentobat, Allah sendiri memperdamaikan pentobat dengan Diri-Nya dan Gereja. Seperti dikatakan oleh Konsili Vatikan II bahwa “mereka yang menerima Sakrarnen Tobat memperoleh pengampunan dan Allah dan sekaligus didamaikan dengan Gereja” (Lumen Gentium, No. 11). Pengampunan Allah adalah ungkapan cinta-Nya yang mendamaikan. Karena rasul Paulus memberi nasihat, “Berilah dirimu didamaikan dengan Allah” (2 Kor 5:20).
Kelima, Sakramen Tobat juga merupakan “Sakramen Penyembuhan” karena ia memberikan rahmat penyelamatan dan penyembuhan atas jiwa dan raga manusia
(lih. Katekismus Gereja Katolik, No. 1420-1421).

BUAH-BUAH ROHANI SAKRAMEN TOBAT
Perayaan Sakramen Tobat menghasilkan buah-buah rohani seperti:
1. Orang mengalami pendamaian dengan Allah karena relasi kasih dengan Allah yang telah putus karena dosa (terjadi PHK: Putus Hubungan Kasih) telah dipulihkan kembali. Kasih Allah yang hidup sungguh-sungguh menjadi hidup kembali dan dialami secara pribadi.
2. Orang mengalami pendamaian dengan komunitas Gereja. Relasi dengan sesama saudara yang selama ini retak dan rusak, entah karena dendam, iri hati, tak mau mengampuni, difitnah, dan sebagainya, telah disembuhkan dan pulih kembali. Sebab Sakramen Tobat “menyembuhkan orang yang diterima kembali dalam persekutuan dengan Gereja yang menderita karena dosa dan salah seorang anggotanya” (Katekismus Gereja Katolik, No.1469).
3. Orang mengalami penyembuhan secara utuh: dan dosa, luka-luka batin, relasi yang disharmonis, dan ikatan ilmu hitam, perdukunan, dan sebagainya.
4. Orang mengalami pembebasan dari siksa abadi, yang akan diterimanya jikalau ia tetap
berada dalam dosa berat (Katekismus Gereja Katolik, No. 1496).
5. Orang mengalami pembebasan—paling sedikit—dan sebagian siksa sementara yang
diakibatkan oleh dosa.
6. Orang mengalami ketenangan hati nurani dan hiburan rohani. Orang mengalami pertumbuhan kekuatan rohani untuk perjuangan dalam menghayati iman kristianinya.
Gereja Katolik percaya dan mengakui bahwa di antara ketujuh Sakramen ada satu yang sangat khusus ditentukan untuk menguatkan orang-orang yang dicobai oleh penyakit : Sakramen Urapan Orang Sakit
Urapan Orang Sakit yang kudus ini ditetapkan oleh Kristus Tuhan Kita, sebagai Sakramen Perjanjian baru yang sebenarnya dan sesungguhnya, disinggung oleh Markus, tetapi dianjurkan kepada orang beriman dan diumumkan oleh Yakobus, Rasul dan saudara Tuhan" (Konsili Trente : DS 16.95)
B. "Sakramen Urapan Orang Sakit diberikan kepada mereka, yang keadaan kesehatannya sangat terancam, dengan mengurapi mereka di dahi dan di tangan dengan minyak zaitun yang telah diberkati sesuai dengan peraturan atau, sesuai dengan keadaan, dengan minyak nabati lain yang diberkati sesuai dengan peraturan, sambil mengucapkan satu kali kata-kata yang berikut : "Semoga karena pengurapan suci ini Allah yang Maharahim menolong Saudara dengan rahmat Roh Kudus. Semoga Allah membangunkan saudara dari belenggu dosa.

Urapan Orang Sakit "bukanlah Sakramen bagi mereka yang berada diambang kematian saja. Maka saat yang baik untuk menerimanya pasti sudah tiba, bila orang beriman mulai ada dalam bahaya maut karena menderita sakit atau tua.

Kalau seorang sakit yang telah menerima urapan ini sehat kembali, maka ia dapat menerima lagi Sakramen ini, apabila Ia sakit berat lagi. Dalam menderita penyakit yang sama, Sakramen ini dapat diulangi, kalau keadaan semakin memburuk. Dianjurkan agar seorang yang menghadapi operasi besar, menerima urapan Orang Sakit. Demikian juga berlaku untuk orang rentra, yang kekuatannya mulai melemah.

BUAH- BUAH PERAYAAN SAKRAMEN URAPAN ORANG SAKIT

1. Satu anugerah khusus dari Roh kudus yang pertama sakramen ini ialah kekuatan, ketenangan,dan kebesaran hati untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan satu penyakit berat atau dengan kelemahan karena usia lanjut.
2. Rahmat ini adalah anugerah roh kudus, yang membaharui harapan dan iman kepada Allah dan menguatkannya melawan godaan musuh yang jahat, melawan godaan untuk berkecil hati dan rasa takut akan kematian. Bantuan Tuhan melalui kekuatan Roh-Nya hendak membawa orang sakit menuju kesembuhan jiwa, tetapi juga menuju kesembuhan badan, kalau itu sesuai dengan kehendak Allah dan " jika ia telah berbuat dosa, dosanya juga memperoleh pengampunan dari Allah, yang sungguh luar biasa.

3. Persatuan dengan sengsara Kristus oleh rahmat sakramen ini orang sakit menerima kekuatan dan anugerah untuk mempersatukan diri lebih erat lagi dengan sengsara Tuhan. Ia seakan-akan ditahbiskan untuk menghasilkan buah melalui keserupaan dengan sengsara Juru Selamat yang menebus dosa kita sebagai akibat dosa asal.

4. Rahmat gerejani. Karena secara bebas menggabungkan diri dengan sengsara dan wafat kristus, maka orang-orang sakit memberi sumbangan bagi kesejahteraan umat Allah" (LG11). Dalam upacara urapan orang sakit, gereja mendoakan orang sakit di dalam persekutuan para kudus sebaliknya orang sakit menyumbangkan melalui rahmat sakramen demi pengudusan gereja dan kesejahteraan semua orang yang beriman

5. Persiapan untuk perjalanan terakhir kalau sakramen urapan orang sakit diberikan kepada mereka yang menderita penyakit berat atau kelemahan, maka lebih lagi kepada mereka yang siap berpisah dari hidup ini (mereka yang rasanya sudah berakhir di akhir hidup ini :konsili trente:DS 1698) karena itu ia dinamakan juga sakramen orang yang menghadapi ajal. Urapan terakhir ini membekali akhir hidup kita di dunia ini dengan satu tanggul kuat berhadapan dengan perjuangan-perjuangan akhir sebelum masuk ke dalam Rumah Bapa…..Amin

Pertanyaan Refleksi..
1. Apa yang dimaksud Sakramen dalam Gereja Katolik dan sebutkan !
2. Sebutkan yang dimaksud Sakramen Penyembuhan !
3. Bagaimana perasaan saudara setelah kita bahas Sakramen Penyembuhan ?
4. Apa yang saudara rasakan setelah menerima Sakramen tobat/ Pengakuan Dosa ?
5. Sebagai orang Katolik, tindakan konkrit yang bagaimana seharusnya kita lakukan setelah mendapat Sakramen Tobat ?
6. Bagaimana tanggapan saudara bila ada yang mengatakan bahwa sakramen urapan orang sakit merupakan sakramen untuk menuju / persiapan kematian ?

-----------------------------------------------------------Tuhan Beserta Kita-------------------------------------------------------
By; thoms_dasilva@yahoo.com

1 komentar:

Anonim mengatakan...

keteraturan tulisan dan font kurang rapi pak, kalau dikembangkan akan lebih menarik. profisiat atas semua prestasi