Kamis, 03 April 2008

Metode Pemelajaran di SD yang Berbasis Multimedia sebagai persiapan ke jenjang lanjutan ( SMP )

Metode pemelajaran di SD sudah harus berubah dari konvensional ke perkembangan teknologi; sebagai realisasi multi metode pemelajaran di Sekolah dasar agar peserta didik mendapat transfer ilmu dari guru secara optimal.

Dunia pendidikan sebagai penyaji sumber daya manusia harus mampu mengembangkan dan memelihara sistem teknologi informasi dan komunikasi. Sistem pemelajaran elektronik berbasis multiedia adalah salah satu perwujudan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk menghemat investasi pendidikan, khususnya pengadaan peralatan teknologi, mendukung peningkatan kualitas guru dan siswa.
Pengembangan media pemelajaran elektronis berbasis multimedia bersifat perlu direncanakan secara matang. Di satu sisi, para guru akan dapat mengembangkan sistem pemelajaran yang efektif berbasis teknologi informasi apabila instansi yang bersangkutan menyediakan infrastruktur yang cukup. Di sisi lain, tanpa “jaminan” antusiasme para guru untuk memanfaatkan teknologi ini, para pengambil keputusan tidak akan dengan mudah mengijinkan pelaksanaan proyek pengembangan infrastuktur teknologi informasi.
Apabila sekolah memiliki PC terhubung secara langsung di jaringan sekolah, diharapkan dalam waktu tidak terlalu lama, penyelenggaraan pemelajaran di Sekolah Dasar lebih mengoptimalkan penggunakan teknologi informasi. Beberapa inovasi untuk mengembangkan teknologi pemelajaran terus digelar. Mengikuti pengalaman selama ini, penulis optimis Sekolah Dasar dapat meningkatkan kualitas pemelajarannya antara lain dengan meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi yaitu menggunakan pemelajaran elektronik berbasis multimedia dalam mengembangkan media pemelajaran sehingga pemelajaran lebih efisien dan optimal, pemelajaran berlangsung tanpa tergantung pada LCD proyektor yang harganya sangat mahal, pemelajaran dapat berlangsung tanpa terikat pada ruang kelas yang formal. Disamping itu, jalur-jalur penjaminan mutu terus dikembangkan.

Teknologi informasi memiliki banyak manfaat, tentunya ingin digunakan secepatnya. Namun ada beberapa kendala di sekolah-sekolah pada umumnya yang menyebabkan teknologi ini belum dapat digunakan seoptimal mungkin. Salah satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur hukum yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan ini. Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya teknologi informasi untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di sekolah-sekolah masih rendah. Tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di sekolahan, dan bahkan melalui warung Internet.( program Schoolnet ) Hal ini tentunya dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta; walaupun pada akhirnya terpulang juga kepada pemerintah. Sebab pemerintahlah yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi investasi swasta di bidang pendidikan. Namun sementara pemerintah sendiri masih demikian pelit untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan pendidikan. Saat ini hanya sekolah-sekolah unggulan yang memiliki fasilitas untuk mengakses jaringan teknologi informasi yang memadai. Padahal masih banyak sekolah lainnya yang belum diperlengkapi dengan fasilitas teknologi informasi.
Harapan kita bersama hal ini dapat diatasi sejalan dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin murah. Mungkin sekarang ini layanan pemelajaran elektronis belum efektif dan belum diterapkan di sekolah dasar karena investasi yang dibutuhkan masih minim. Namun diharapkan di masa depan semua sekolah dasar dapat menggunakan teknologi informasi, sama halnya dengan sekolah lanjutan sehingga tercipta suatu sistem belajar mengajar yang efektif yang diimpi-impikan hadir pada jangka waktu satu dasawarsa ke depan.
Persoalan utama dalam penerapan teknologi informasi di lingkungan sekolah dasar sekarang ini tidak lagi ada pada ketersediaan fasilitas tetapi ada pada cara sosialisasi untuk membangun tradisi komunikasi elektronis.

Langkah-langkah sosialisasi yang telah dilakukan agar guru/pengajar menggunakan teknologi ini antara lain:

1. Workshop program pemelajaran elektronik berbasis multimedia yang dihadiri oleh seluruh guru SD secara bertahap
2. Pelatihan mengoperasikan peralatan komputer bagi seluruh guru SD
3. Pengadaaan content/modul melalui :
· Pembelian CD bahan ajar
· Pembuatan modul pemelajaran, dengan cara setiap guru/pengajar diwajibkan membuat/mencari materi pemelajaran sesuai dengan bidangnya masing-masing dalam bentuk terkomputerisasi mulai dari bentuk yang paling sederhana hingga ke bentuk interaktif.

Kendala sistem software untuk publikasi/komunikasi elektronis sudah bisa dikatakan menghilang dengan sendirinya dengan munculnya beberapa software bantu untuk editing homepage, kompresi file video dan materi pelajaran yang dibuat dengan cara interaktif. Disamping software bentuk tersendiri, saat ini sudah mulai popular dimasyarakatkan sistem publikasi data informasi online dalam arti baik pengisi maupun pembaca informasi menggunakan interfis yang sama yakni web browser. Dengan fasilitas yang telah tersedia, tidak ada alasan lagi bagi guru SD untuk tidak “meng-online-kan” ilmunya. Pemerintah sudah menyediakan sistem JARDIKNAS bukan untuk sekolah lanjutan saja tetapi sekolah dasar juga harus mengikuti.
Rancangan kegiatan belajar elektronis berbasis multimedia harus disusun sedemikian rupa sehingga memberikan deskripsi dan petunjuk untuk berbagai aktivitas belajar, metode komunikasi, penilaian tugas, interaksi siswa dengan materi ajar dan waktu untuk menyelesaikan kegiatan belajar. Materi ajar yang akan dipresentasikan dapat berupa teks, gambar, suara, dan animasi. Secara khusus untuk mendukung materi teks dapat dikembangkan media lain untuk meningkatkan pesan yang disajikan, ini sangat cocok dengan tingkat perkembangan murid SD yang bertipe audio visual.


Perangkat lunak pendukung proses pemelajaran yang paling banyak digunakan adalah editor teks kata dan presentasi. Hampir semua guru telah menggunakan komputer untuk mengetikkan bahan-bahan pelajaran dan soal-soal ulangan. Pada perkembangan selanjutnya, bahan presentasi diedit dengan program presentasi seperti Power-Point dan sebagainya.
Beberapa guru yang baru pulang dari tugas belajar mulai mencoba untuk menerapkan hal-hal baru dalam penggunaan teknologi informasi untuk penyelenggaraan pemelajarannya dengan membuat modul dalam bentuk animasi, video dan game dalam menyampaikan materi pemelajaran dan sekaligus berkomunikasi dengan murid.
Bentuk komunikasi yang paling awal adalah komunikasi satu arah dengan penayangan bahan pelajaran berbasis multimedia di suatu homepage. Murid dapat membaca atau mendownload materi pelajaran tersebut melalui fasilitas atau terminal-terminal yang disediakan sekolah dengan pendampingan guru khusus kelas tinggi ( kelas 4,5,6 SD )
Ada dua model pengembangan materi pemelajaran elektronik berbasis multimedia. Pada model pertama, guru membangun materi dengan komputernya sendiri dengan bagian-bagian materi secara utuh. Setiap bagian bisa dibaca dan dipelajari secara terpisah baik dengan mendownloadnya dari Internet atau dibagikan dalam rekaman fisik dengan CDROM.
Pada model kedua, guru membangun materi pemelajaran dengan fasilitas pengembangan materi secara on-line. Materi pelajaran dimasukkan ke sistem sepotong demi sepotong yang terangkai secara utuh di sistem. murid hanya bisa mengikuti pelajaran secara utuh melalui sistem yang sama secara on-line. Dengan model ini, distribusi off-line hanya bisa dilakukan setelah pengembangan materi pelajaran selesai seluruhnya atau bab per bab.
Gagasan tersebut di atas dimaksud agar murid SD tidak gagap teknologi ketika harus masuk ke jenjang lanjutan ( SMP ) juga sebagai realisasi multi metode agar murid tidak bosan dengan metode yang konvensional, karena tahun ini mulai diberlakukan UASBN ( Ujian Akhir Sekolah yang Berstandar nasional ).

Desain Fisik

Desain sistem secara fisik meliputi komponen-komponen jaringan komputer yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur dari pemelajaran elektronis. Agar dapat diakses, maka perlu didesain menurut komponen-komponen berikut,
· Server
Server yang digunakan adalah web/streaming server yang berfungsi melayani request dari berbagai client. Berisi modul pemelajaran dan materi/soal ujian. Selain berfungsi sebagai web/streaming server, komputer server ini juga digunakan untuk sharing akses ke Internet.
· Switch/Hub
Sebuah switch/hub digunakan untuk menghubungkan server dengan workstation-workstation yang menyusun LAN.
· Client
Client sebagai pihak yang mengakses modul-modul yang telah disediakan oleh server.

Contoh desain sistem secara fisik ditunjukkan pada Gambar berikut ini.

CLIENTUser/Pengguna
Kelas
SERVERAdministrator
Lab Komputer
Gambar : Desain Fisik Pemelajaran elektronis

3.1.2. Desain Sistem
Sistem yang dijalankan pada program media pemelajaran elektronis ini memiliki sifat sebagai berikut :
1. Terbuka/Open
Semua modul yang disediakan oleh server dapat diakses oleh guru/murid tanpa persyaratan
2. Terbatas/Limited
Soal-soal yang disediakan oleh server hanya dapat diakses oleh guru yang bersangkutan dengan persyaratan memasukkan identitas user dan password.
Sistem pemelajaran elektronis berbasis multimedia yang dikembangkan di Sekolah memiliki unsur sebagai berikut:
- Pusat kegiatan murid; sebagai suatu community web based mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan murid, dimana murid dapat menambah kemampuan, membaca materi pelajaran, mencari informasi dan sebagainya.
- Interaksi dalam grup; Para muird dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan guru. Guru dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
- Pendalaman materi dan ujian; Biasanya guru sering mengadakan quis singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar.
- Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database.
- Materi online diluar materi pelajaran; Untuk menunjang pemelajaran, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada bagian ini, guru dan muird dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada muird lainnya melalui web

Tidak ada komentar: