Rabu, 02 April 2008

Pembelajaran Vincentian


SEKILAS INFO PEMBELAJARAN VINCENTIAN


Dalam arus pola pendidikan dan pendampingan bagi peserta didik hendaknya semakin memerdekakan dan membawa ke arah positif yang bermuara pada keselamatan jiwa serta menjunjung tinggi harkat dan martabatnya sebagai manusia yang berbudi luhur

Tugas seorang pendidik adalah sebagai pelayan yang bertanggung jawab atas proses kedewasaan dan kemandirian peserta didik yang harus kita pertanggungjawabkan di mata Allah Sang Pencipta, sehingga pendidik benar-benar memahami makna pengabdian yang menjadi panggilan hidupnya

Dalam pendampingan di era persaingan global dan kemajuan Iptek ini, seorang pendidik harus benar-benar menyelami jiwa peserta didik dalam arti yang luas, dan apa yang harus kita perbuat sehingga visi dan misi yang kita emban pada lembaga kita benar-benar terwujud.
Tuntutan apa yang harus kita ketahui ?

Sekularisasi adalah salah satu arus besar dewasa ini.Suatu proses yang mengubah secara mendasar pola pikir, pola hidup manusia sehingga tidak jarang orang menjadi bingung untuk mengambil sikap moral yang tepat sesuai dengan hati nuraninya. Sekularisasi berjalan searah dengan perkembangan Iptek yang merupakan proses penemuan jati diri dunia namun harus tetap berkolerasi dengan sang Pencipta

Bagaimana bila manusia meninggalkan Sang Pencipta dalam proses sekularisasi ini ?
Maka muncullah paham sekularisme, suatu ideologi tertutup yang mendewakan otonomi dunia tanpa keterbukaan pada Sang Pencipta, seolah-olah dunia bukan tergantung dari Allah







Bagaimana cara menanamkan penghayatan iman peserta didik di lembaga kita ?
1. Tiap unit pendidikan harus mengkonkritkan kembali dalam visi dan misinya yang lebih operasional.
2. Ditekankan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam mengembangkan kompetensinya.
3. Pendidik harus memberi warna agar peserta didik mengalami proses perjumpaan dengan Allah untuk membangun hidup persaudaraan sejati.



Tahap-tahap Perkembangan Peserta Didik


Progam pendampingan sebaiknya disesuaikan dengan visi, misi yang telah ditetapkan di setiap unit kerja, namun juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.


Ada beberapa tingkatan perkembangan pribadi peserta didik al:


Tahap Perkembangan Kognitif Menurut J.Piaget

1. Tahap sensomotorik, usia 0 – 2 tahun
Anak tergantung pada naluri, aktifitas kognitif melalui indera, intelektual melalui interaksi indera dan lingkungan

2. Tahap Intuitif, usia 3 – 7 tahun
Tidak bersumber pada naluri tetapi pikiran, kepekaan dalam hal bahasa mulai tumbuh

3. Tahap konkrit – operasional, usia 7 – 11 tahun
Mulai berpikir logis,aktifitas bersumber pada aturan/hukum

4. Tahap Formal- operasional, usia 12 tahun dst
Memakai logika,kegiatan praktek lebih menonjol daraipada teori, kritis

Tahap Perkembangan Moral Menurut L. Kohlberg


1. Tahap orientasi hukuman, usia TK – permulaan SD
Perhatian pada diri sendiri, taat karena takut, dikuasai kekuatan dari luar

2. Tahap Orientasi instrumental dan individualis
Perhatian satu arah pada orang lain untuk mencari keuntungan,kepuasan diri

3. Tahap orientasi penyesuaian diri, usia 12 – 15 tahun
Perhatian pada kelompok,hubungan timbal balik

4. Tahap orientasi pada hukum dan aturan, usia 12 – 15 tahun. Masa remaja awal
Ikut menjaga tata aturan masyarakat

5. Tahap Orientasi kontrak sosial legalistis
Kesadaran bahwa peraturan dapat diubah sejauh disetujui demi kebaikan bersama

6. Tahap Orientasi prinsip etis universal
Penilaian tindakan yang benar adalah tindakan yang bersumber pada suara hati

Tidak ada komentar: