Senin, 20 Februari 2012

Renungan sebelum UTS, USEK, UNAS


Dalam Injil Tuhan kita yang diberitakan dalam Injil Lukas bab9:1-6, kita dapat mengambil sebuah kesimpulan yaitu Tuhan yang luar biasa dalam segala hal ikut melibatkan manusia seperti kita yang biasa ini bahkan terpandang berdosa di hadapan-Nya untuk ikut dalam karya-karya-Nya . hal ini tampak terlihat jelas saat Yesus mengutus ke duabelas murid-Nya. Bahkan Ia member tenaga dan kuasa pada murid-murid-Nya untuk menguasai setan-setan dan menyembuhkan orang-orang sakit. Hal yang luar biasa bukan ? Dengan ini tampaklah bahwa Yesus menghargai martabat manusia . Ia membiarkan kita yang tidak sepadan dengan diri-Nya ikut turun tangan dalam menyelamatkan dunia.
Sementara dalam Injil Lukas 9: 7-9, menceritakan seorang raja yang ditakuti dan disegani rakyatnya. Raja itu tak lain adalah Herodes. Ia seorang raja yang besar tapi merasa kecil di hadapan Allah. Ia juga berkata akan berusaha untuk bertemu dengan Yesus. Tampaknya ia merasa martabatnya sebagai manusia tidak setara di hadapan Allah. Namun di sisi lain, Herodes juga bermaksud menghargai martabat orang lain. Hal ini terlihat saat ia berkata bahwa ia memenggal kepala Yohanes Pembabtis. Keluhuran martabat manusia memang seharusnya dijaga, apalagi di jaman sekarang banyak kasus pelanggaran martabat atau hak asasi manusia. Juka kita merasa bahwa diri kita beriman dan mau mengikuti jejak Yesus, kita harus mau bertindak seturut hukum Kasih, cintailah Tuhan Allah-Mu dan sesama manusia seperti mencintai diri sendiri. Kita harus mau memberikan pelayanan dan penghargaan diri terhadap sesama jika kita ingin kalau diri kita juga dihargai orang lain. Suatu contoh: kita jangan suka mengolok –olok teman jika diri kita tidak mau diolok, kita jangan suka menyakiti hati teman, jika hati kita tidak mau disakiti. Di jaman sekarang banyak orang bersikap ego artinya hanya mementingkan diri sendiri, yang penting dirinya senang walau banyak orang yang menderita akibat perbuatannya, bagaimana kalau kita membaca berita di koran atau mendengarkan berita di televise, banyak kasus pembunuhan, perampokan, pencopetan, kekerasan, korupsi dan kasus kasus lain yang tidak sesua dengan hak asasi manusia. Mereka yang berbuat jahat tidak memikirkan nasib orang lain, ia menghalalkan segala cara yang penting dia tercukupi dan senang. Untuk itu kita sebagai murid Yesus harus berani memberikan yang terbaik bagi banyak orang, sebagaimana perintah Yesus pada murid-murid-Nya untuk pergi keseluruh dunia mewartakan Injil keselamatan. Kalau kita sebagai pelajar kita bisa berdoa agar mereka-mereka yang jahat segera bertobat demi kesejahteraan bangsa dan Negara, terlebih saudara-saudara kita yang berkekurangan. Mari kita wartakan kabar gembira dengan belajar rajin agar esok kita berguna bagi banyak orang, kita bergaul yang sehat, kita hormat pada guru dan orang tua, menghargai pendapat teman, akhirnya kita saling menguatkan agar iman kita semakin kuat dan berani bersaksi demi Yesus Sang Penyelamat.

Rabu, 16 November 2011

PELAYANAN


Diakonia (Pelayanan)
Berasal dari bahasa Yunani : Kata kerja Diakonein = melayani Kata benda Diakonia = pelayanan
Kata benda Diakonos = pelayan

Diakonein (melayani) dalam Perjanjian Baru
Pandangan Yesus terhadap pelayanan tentang kasih terhadap sesama manusia sebuah kewajiban yang harus dijalankan oleh para murid-Nya. Dalam PB diakonein mempunyai arti sebenarnya melayani di meja (Lukas 17:8; Yoh 12:2). Di sekitar meja sangat terasa perbedaan tingkat antara mereka yang sementara makan yaitu “orang besar” dan mereka yang menanggalkan jubahnya atau orang yang melayani meja. Yesus merubah secara total arti melayani, karena Dia membalikkan hubungan antara melayani dan dilayani (Lukas 22:26-30). Diantara murid- muridNya yang memimpin adalah Yesus yang juga adalah diakonos (pelayan). Arti kata diakonein sebagai melayani meja diperluas juga dengan pemahaman mengumpulkan bahan makanan, menyiapkan makanan (Kis 6:2).
Diakonein artinya memperhambakan diri/ mengabdi di sini artinya diperluas, Yesus menyebut dalam Matius 25:42-44 pelbagai perbuatan seperti memberi makan, minum,memberi penginapan,memberi pakaian, mengunjungi orang sakit dan orang yang berada di penjara, itu diakonein. Diakonein =pelayanan ini adalah maksud dan tujuan orang Kristen terhadap sesama manusia, sekaligus juga menggambarkan bagaimana caranya mengikut Kristus. Dari pandangan yang dasariah ini Yesus menyimpulkan sehubungan dengan sifatNya sendiri menurut Markus 19:43-45 dan Matius 20:26-28, bahwa Anak Manusia tidak datang untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberi nyawaNya sebagai tebusan bagi banyak orang. Diakonein sebagai cara hidup jemaat Kristus.
Dengan apa yang kita pahami dari bahasan di atas menjadi jelas maksud dari melayani di dalam jemaat. Setiap karunia atau kharisma menurut I Petrus 4:10 merupakan pemberian yang dipercayakan kepada setiap orang dengan maksud supaya mereka yang mendapat karunia itu memanfaatkannya dan mengunakan karunia yang Tuhan berikan untuk melayani.
Diakonein sebagai mengumpulkan persembahan/ kolekte. Pelayanan khusus yang mempunyai peranan penting di dalam kehidupan Paulus adalah pengumpulan dan penyerahan kolekte bagi orang kudus di Yeruselem.
(2 Kor 8:19). Pelayanan kasih ini adalah teladan sebagaimana orang Kristen saling memperhatikan dan saling membantu berdasarkan kasih Kristus. Diakonein sebagai nama untuk pelayanan jabatan khusus. Dalam I Tim 3:10,13 kata kerja Diakonein dipakai untuk nama jabatan seorang diaken.
Cara Berdiakonia antara lain
Ada berbagai cara orang Kristen atau badan-badan gereja atau lembaga Kristen di dalam pelayanan pada sesama. Pelayanan ini merupakaan perwujudana kasih Kristus. (contoh bagi bahan makanan, pakaian, obat dll). Prinsip motivasinya adalah mendemonstrasikan kasih Kristus dalam perbuatan nyata. Ketaatan dan kerendahan hati gereja yang terdiri dari persekutuan orang percaya hendaknya terwujud dalam pola pelayanan dan bukan pola tuan melainkan pola hamba, pola melayani. Yesus menghendaki pelayanan kepadaNya terwujud dalam pelayanan kepada orang-orang yang paling hina, terhadap merekalah gereja melayani.

Diakonia dan Pembangunan
Sisi lain diakonia adalah diakonia sosial yang berupa upaya untuk membangun masyarakat yang bertanggung jawab. Itu berarti menuntut keterlibatan jemaat dalam pembangunan, jadi diakonia adalah pembangunan. Diakonia berarti sikap kritis kenabian gereja untuk memulihkan dan meluruskan arah pembangunan yang keliru dan mengangkat mereka yang tersisihkan dan terlupakan dalam pembagunan.
Jadi diakonia bukanlah jalan untuk mencapai sukses. Diakonia adalah berjalan,berbicara, dan berbuat bersama-sama dengan mereka yang hina. Diakonia adalah belajar sambil berbuat di tengah-tengah kehinaan.
Dengan ulasan diatas, kita pun harus mampu untuk memahami tugas panggilan gereja di dalam kehadirannya di dunia ini yakni Koinonia, Marturia dan Diakonia. Ketiganya saling behubungan satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Tugas yang satu akan menjadi sempurna ketika berada di dalam keterkaitannya dengan tugas yang lain, begitu juga sebaliknya. Kononia sebagai persekutuan yang hidup harus menjalankan peran marturia dan diakonianya. Tugas dan panggilan gereja meliputi Koinonia (persekutuan), Marturia (Kesaksian),dan Dikonia (Pelayanan).
Apa yang harus kuberikan pada Gereja/ Paroki ? sebagai konsekwensi dari sakramen babtis yang akan aku terima dari Allah ? Allah sudah banyak memberi berkat pada kita, apakah kita berani menjadi saluran berkat bagi saudara yang membutuhkan sebagaimana Yesus sendiri yang sudah banyak memberi contoh/ keteladanan secara nyata. Semoga kita mampu berbuat.

Senin, 05 September 2011

CONTOH RPP MATEMATIKA


Contoh RPP PPR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SDK SANTO VINCENTIUS
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV / 1
Alokasi Waktu : 10 jam pelajaran

I. Standar Kompetensi : Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah

II. Kompetensi Dasar :
1. Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan
2. Menentukan kelipatan dan faktor bilangan
3. Menunjukkan sikap bersaudara dengan teman dan berperilaku jujur

III. Indikator Ketercapaian Kompetensi Dasar (Hasil Belajar) :
Setelah kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Membuat tabel data kelipatan bilangan
2. Menemukan konsep (rumus) kelipatan bilangan
3. Mendeskripsikan kelipatan bilangan
4. Membuat tabel data faktor bilangan
5. Menemukan konsep (rumus) faktor bilangan
6. Mendeskripsikan faktor bilangan
7. Menentukan kelipatan suatu bilangan
8. Menentukan faktor suatu bilangan
9. Membuat pohon faktor
10. Menentukan faktor prima suatu bilangan
11. Menunjukkan sikap bekerjasama dengan teman dalam kegiatan kelompok
12. Menunjukkan sikap jujur dalam melakukan kegiatan mencari data
13. Menunjukkan sikap jujur (tidak nyontek) pada saat ulangan


IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa menemukan konsep kelipatan dan faktor bilangan dan dapat menggunakan untuk memecahkan masalah;
2. Siswa bersaudara dengan teman (sesama) dan jujur (tidak nyontek pada saat ulangan)

V. Materi Pelajaran, Alat pendukung pembelajaran dan Metode
Materi Pelajaran Alat Pendukung pembelajaran Metode pembelajaran
Kelipatan bilangan Biji sawo (kelereng), kotak (wadah) • Percobaan, dinamika kelompok, tugas mandiri
Faktor bilangan
VI. Ringkasan Pembelajaran
Pert ke Kegiatan Pembelajaran waktu
1 Eksperimen untuk menemukan konsep kelipatan bilangan 2 jp
2 Eksperimen untuk menemukan konsep faktor suatu bilangan 2 jp
3 Diskusi informasi untuk menemukan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan 2 jp
4 Pendalaman materi kelipatan dan faktor bilangan 2 jp
5 Evaluasi, Refleksi dan Aksi 2 jp

VII. Kegiatan Pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa :
1. Mendapatkan pengalaman belajar : menemukan sendiri konsep matematika yang dipelajari, yang dapat merangsang rasa puas dan bangga, sehingga dapat memacu siswa untuk senang belajar matematika;
2. Mengalami persaudaraan yang menyenangkan, sehingga siswa dengan senang hati dapat menghayati nilai persaudaraan dalam kehidupannya;
3. Mengalami perasaan puas dan bangga berperilaku jujur dalam setiap kegiatan.
Agar siswa dapat mengalami pengalaman ini, maka dalam kegiatan pembelajaran ada kegiatan eksperimen dan kegiatan kelompok yang memungkinkan siswa saling bekerjasama dan saling membantu.

VII.1. Pertemuan 1 : Eksperimen untuk menemukan konsep kelipatan bilangan
a. Pendahuluan (5 – 10 menit)
 Doa dan jabat tangan dengan teman sebelahnya dan mengkondisikan kelas siap belajar
 Informasi tujuan pembelajaran yang akan dilakukan
 Informasi langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan
b. Kegiatan Inti (50 – 60 menit)
 Siswa masuk kelompok 4, tiap kelompok mendapatkan alat-alat yang diperlukan untuk melakukan percobaan, seperti yang tertulis di LKS 1.
 Siswa dalam kelompok melakukan percobaan (dengan bimbingan guru) seperti yang tertulis di LKS 1, menuliskan data hasil percobaan di tabel.
 Siswa dalam kelompok mendiskusikan (dengan bimbingan guru) data hasil percobaan dan menyimpulkan konsep “kelipatan bilangan”
 Diskusi kelas (berdasarkan data beberapa kelompok) untuk menegaskan konsep kelipatan bilangan.
 Contoh penerapan (menghitung) kelipatan bilangan.
c. Kegiatan Penutup (5 – 10 menit)
 Penegasan dari guru, tentang konsep kelipatan bilangan
 Rugas terstruktur menghitung kelipatan bilangan.
 Doa dan jabat tangan untuk mengakhiri kegiatan belajar.

VII.2. Pertemuan 2 : Eksperimen untuk menemukan konsep faktor bilangan
a. Pendahuluan (5 – 10 menit)
 Doa untuk mengawali kegiatan belajar, jabat tangan dengan teman sebelahnya dan mengkondisikan kelas siap belajar;
 Cek tugas terstruktur (di rumah)
 Informasi langkah-langkah kegiatan belajar

b. Kegiatan Inti (50 – 60 menit)
 Siswa masuk kelopok 4, menerima bahan untuk kegiatan belajar di kelompok, sesuai LKS 2;
 Siswa di kelompok melakukan percobaan sesuai LKS 2, mencatat hasilnya di tabel;
 Siswa mendiskusikan hasil percobaan di kelompok (dengan bimbingan guru), untuk menemukan konsep faktor suatu bilangan;
 Diskusi kelas (dengan data beberapa kelompok) untuk penegasan konsep “faktor dari suatu bilangan”;
 Diskusi kelas membahas contoh cara menghitung faktor suatu bilangan;
c. Penutup (5 – 10 menit)
 Penegasan dari guru tentang konsep faktor suatu bilangan;
 Penugasan di rumah (terstruktur) menghitung faktor bilangan;
 Doa penutup, jabat tangan.

VII.3. Pertemuan 3 : Diskusi informasi untuk menemukan cara menentukan kelipatan dan faktor bilangan
a. Pendahuluan
 Doa untuk mengawali kegiatan belajar, jabat tangan dengan teman sebelahnya dan mengkondisikan kelas siap belajar;
 Cek (koreksi) tugas terstruktur di rumah
 Informasi langkah-langkah kegiatan belajar
b. Kegiatan Inti (50 – 60 menit)
 Diskusi informasi menemukan cara-cara menentukan kelipatan bilangan
 Diskuri informasi menemukan cara-cara menentukan faktor suatu bilangan
 Diskusi informasi membahas contoh perhitungan kelipatan dan faktor bilangan
 Tugas mandiri menentukan kelipatan dan faktor suatu bilangan
c. Penutup (5 – 10 menit)
 Penegasan kembali cara menentukan kelipatan dan faktor suatu bilangan
 Penugasan di rumah, kelipatan dan faktor suatu bilangan
 Doa penutup, jabat tangan.

VII.4. Pertemuan 4 : Pendalaman materi kelipatan dan faktor bilangan
a. Pendahuluan (5 – 10 menit)
 Doa untuk mengawali kegiatan belajar, jabat tangan dengan teman sebelahnya dan mengkondisikan kelas siap belajar;
 Cek (koreksi) tugas terstruktur di rumah
b. Kegiatan Inti (50 – 60 menit)
 Siswa masuk kelompok 4
 Siswa diskusi kelompok untuk menyelesaikan soal-soal latihan yang sudah disiapkan (guru mengamati dan membimbing kegiatan masing-masing kelompok);
 Setelah beberapa menit (10 menit) guru meminta salah satu atau dua siswa menuliskan perkerjaannya di papan tulis. Hasilnya di bahas dalam diskusi kelas.
c. Kegiatan Penutup
 Penegasan kembali cara-cara menentukan kelipatan dan faktor bilangan;
 Penugasan di rumah untuk persiapan ulangan;
 Penjelasan persiapan ulangan;
 Doa dan jabat tangan untuk mengakhiri pembelajaran

VIII. Evaluasi
a. Evaluasi ketrampilan (Indikator 1, 2, 3, 4, 5, 6).
 Diamati pada saat siswa melakukan percobaan, mengolah data untuk menarik kesimpulan, merumuskan konsep.
b. Evaluasi sikap (Indikator 11, 12, 13).
 Kerjasama : diamati sikap siswa (kerjasama, membantu teman, menghargai teman, …) pada saat siswa melakukan kegiatan di dalam kelompok;
 Jujur : diamati pada saat siswa melakukan percobaan (mencari data), pada saat ulangan
c. Evaluasi kompetensi akademik (materi), 1 jam pelajaran (Indikator 7, 8, 9, 10).
 Evaluasi secara lisan, dengan imla (mencongak) pada saat proses pembelajaran;
 Evaluasi tertulis : soal-soal sebaiknya diambilkan dari soal-soal yang sudah digunakan untuk latihan (pendalaman) dengan beberapa modifikasi yang diperlukan. Soal evaluasi dan norma penilaian (rubric penilaian) terlampir.

IX. Refleksi dan Aksi (1 jam pelajaran)
a. Refleksi
 Dalam kegiatan untuk menemukan pengertian (konsep) tentang kelipatan dan faktor, apakah kamu sudah bekerjasama dengan baik ? Sebutkan jenis kerjasamamu !
 Apakah dalam kegiatan di kelompok, kamu sudah membantu temanmu yang mengalami kesulitan dengan senang hati ? Sebutkan yang kamu lakukan !
 Bagaimana perasaanmu, jika di kelompokmu ada teman yang malas diajak belajar ? Mengapa ?
 Menurut pendapatmu, apa saja manfaat yang kamu peroleh lewat kegiatan bersama di kelompokmu ?

b. Aksi
 Apa yang akan kamu lakukan, agar kerjasama di kelompokmu semakin berguna dan membantu kamu dalam memahami materi pelajaran ?
 Apa yang akan kamu lakukan, agar kelompokmu semakin kompak dan giat dalam belajar matematika ? Sebutkan !


Mengetahui …………….., …………… 2011
Kepala Sekolah, Guru matapelajaran / kelas …………


……………………….. ……………………………………….

RPP BERPOLA PPR


I. Pengantar PPR
Beberapa hal ini perlu diperhatikan :
1. PPR merupakan polapikir untuk mewujudkan pendididkan kemanusiaan, yaitu pendidikan yang semakin memanusiakan manusia. Oleh karenanya yang lebih penting dan lebih diperhatikan tentu bagaimana menumbuhkembangkan kemanusiaan yang utuh. PPR sebagai polapikir boleh dikatakan harus mengabdikan diri pada pencapaian pengembangan siswa dalam kemanusiaan. Kalau mungkin “istilah PPR” tidak perlu ada, tetapi usaha menumbuhkembangkan siswa dalam kemanusiaan harus tetap ada.
2. RPP perlu disikapi sebagai sarana untuk membantu siswa berkembang dalam kecerdasan, ketrampilan, sikap dan nilai kemanusiaan. RPP bukan pertama-tama kelengkapan administrasi guru yang dituntut Pemerintah, Yayasan atau Kepala Sekolah, melainkan sebagai “penjamin keberhasilan pendidikan kemanusiaan”. RPP disikapi secara inovatif dan kreatif oleh guru. Artinya kalau dampak pada siswa belum optimal, RPP perlu diubah dan dikembangkan lebih lanjut secara inovatif dan kreatif.
3. RPP berpola PPR seharusnya menunjang pengembangan ranah akademik, ketrampilan, afektif, maupun nilai kemanusiaan. RPP yang baik yang dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan akan berdampak pada kualitas pembelajaran, suasana kelas dan sekolah, kepuasan siswa, guru, maupun orang tua siswa.

II. Skema pembelajaran berpola PPR
Pembelajaran berpola PPR sama dengan pembelajaran biasa ditambah dengan pengalaman persaudaraan atau nilai kemanusiaan lain dalam belajar dengan kerjasama kelompok-4, refleksi siswa atas persaudaraan di dalam kerjasama yang difasilitasi dengan pertanyaan reflektif guru, aksi siswa berdasar refleksi yang juga difasilitasi pertanyaan aksi dari guru. Jadi, secara garis besar RPP pembelajaran berpola PPR (paling sederhana) dengan tujuan aspek persaudaraan dapat dibuat sebagai berikut di bawah ini.
Untuk pencapaian pengembangan kemanusiaan dalam persaudaraan, solidaritas dan saling menghargai, pembelajaran berpola PPR sama dengan pembelajaran biasa dengan suatu plus. kerjasama dalam kelompok-4 sebagai pengalaman persaudaraan yang diikuti dengan refleksi dan aksi, maka RPP berpola PPR juga RPP biasa plus soal-soal latihan (pendalaman), yang bisa dipakai sebagai soal-soal kerjasama untuk kelompok-4 untuk menyiapkan ulangan harian, pertanyaan refleksi, dan pertanyaan aksi.
Secara singkat skema pembelajaran berpola PPR sebagai berikut :
1. Pembuka pelajaran
a. Tujuan pembelajaran
b. Tujuan aspek persaudaraan (nilai kemanusiaan) dalam kerjasama kelompok-4
2. Kegiatan inti :
a. Pembahasan/uraian materi (metode apapun)
b. Latihan soal dan atau saling menguji dengan kerjasama kelompok-4 (pengalaman)
3. Evaluasi : Ulangan harian dan pembahasannya, evaluasi ketrampilan dan sikap
4. Refleksi
5. Aksi
6. Penutup
Catatan :
1. Guru menyesuaiakan bahan pelajaran dan metode mengajarnya dengan konteks siswa
2. Guru menyiapkan :
- Soal-soal untuk kerja kelompok mempersiapakan ulangan harian
- Pertanyaan refleksi
- Pertanyaan aksi
3. Guru mengadakan evaluasi menyeluruh (termasuk nilai kemanusiaan) mengenai pembelajarannya dan dampak pembelajaran berpola PPR ini pada siswa, kelas, dan sekolah.


III. Skema RPP berpola PPR


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SEKOLAH :
Mata Pelajaran :
Kelas / Semester :
Aloksi Waktu : ... x jam pelajaran
I. Standar Kompetensi : diambil dari Standar Isi atau Silabus
II. Kompetensi Dasar.
a. Kompetensi Dasar matapelajaran (diambil dari Standar Isi atau Silabus Matapelajaran yang bersangkutan)
b. Kompetensi Dasar Nilai Kemanusiaan (sesuai dengan nilai kemanusiaan yang dikembangkan dan diperjuangkan di sekolah / yayasan)
Beberapa contoh KD Nilai Kemanusiaan, misalnya :
• Membangun persaudaraan dengan sesama untuk mewujudkan kehidupan kelas yang nyaman dan damai
• Berperilaku jujur dalam setiap kegiatan untuk membangun pribadi yang dapat dipercaya
• Membangun solidaritas terhadap sesama yang memerlukan dukungan
• Mensyukuri rahmat Tuhan yang diterima dalam kehidupan sehari-hari
• Melestarikan alam untuk mewujudkan lingkungan yang aman dan nyaman bagi kehidupan manusia dan semua ciptaan

III. Indikator Ketercapaian KD
1. Indikator menyatakan apa yang dapat dilakukan / dikerjakan / dikuasai oleh siswa setelah siswa malakukan kegiatan pembelajaran.
2. Dalam menyusun indicator, tentukan materi pokok untuk mendukung ketercapaian KD. Indikator dapat dirumuskan dengan menambahkan kata kerja pada meteri pokok. Kata kerja tidak lebih tinggi dari kata kerja pada KD (lihat taksonomi Bloom).
a. untuk aspek pengetahuan misalnya : menyebutkan, mendeskripsikan, mendaftar, mengidentifikasi, membandingkan, menyimpulkan konsep, menerapkan konsep, menghitung, menemukan hubungan, menganalisis, mengevaluasi, ....
b. untuk aspek ketrampilan (kinerja dan atau produk) misalnya : menggambarkan, melukis, melakukan pengukuran, melakukan percobaan, melakukan gerakan, memperagakan, mendemonstrasikan, membuat produk, mempraktikkan, ....
c. untuk aspek sikap (nilai kemanusiaan) misalnya :
• KD persaudaraan  bekerjasama, menghargai, mendengarkan, berkomunikasi santun, ...
• KD jujur  tidak nyontek saat ulangan, tidak berbohong, menghargai hak orang lain, ...
• KD solidaritas  membantu teman, berkorban, menyisihkan uang saku, menolong yang susah, ...
• KD bersyukur  beterima kasih, berdoa, bersyukur karena ..., gembira (bahagia) karena ...
• KD melestarikan lingkungan  bersyukur atas alam, memelihara lingkungan kelas, meletakkan sampah di tempatnya, ....

IV. Materi Pembelajaran, Alat Pendukung Pembelajaran dan Metode
a. Materi pembelajaran dipilih untuk mendukung ketercapaian KD sesuai yang dirumuskan dalam indikator. Materi pelajaran dapat diambil dari : Buku Teks, Rekaman kejadian (audio atau video), cerita dari yang mengalami langsung, dokumentasi (gambar, klipping, ...)
b. Alat Pendukung pembelajaran : alat-alat yang digunakan untuk memperjelas, memperlancar dan memudahkan proses pembelajaran, seperti alat-alat untuk praktik (demonstrasi), alat peraga, ...
c. Metode pembelajaran dipilih dan disesuaikan dengan Indikator ketercapaian Kompetensi Dasar yang ditentukan, sedapat mungkin dipilih metode dimana siswa aktif sebagai subyek belajar dan guru sebagai motivator, fasilitator dan dinamisator kegiatan belajar.

V. Ringkasan Pembelajaran.
1 RPP merupakan satu kesatuan kegiatan pembelajaran untuk mendampingi siswa dalam menguasai KD tertentu. Jika dalam 1 RPP terdapat beberapa kali pertemuan sebaiknya dibuat Ringkasan Pembelajaran untuk mempermudah memahami alur dalam RPP bersangkutan.
Ringkasan pembelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran singkat tentang alur pembelajaran dalam 1 RPP, sehingga memudahkan dalam melakukan cek terhadap pelaksanaan pembelajaran. Dalam ringkasan pembelajaran dituliskan kegiatan inti dalam pertemuan tersebut, dengan alokasi waktu 1-2 jp tiap pertemuan.

VI. Kegiatan Pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran diusahakan agar siswa menjadi pusat (subyek) belajar, sehingga kegiatan pembelajaran lebih ditekankan kepada apa yang dilakukan siswa sebagai subyek belajar.
Pembelajaran perlu direkayasa sehingga selama proses pembelajaran siswa memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. Pengalaman belajar bermakna, dapat berupa :
• pemahaman konsep yang dipelajari dan makna konsep dalam kehidupan;
• penanaman dan penghayatan nilai-nilai kemanusiaan yang diperjuangkan di sekolah
Pengalaman belajar yang ingin dicapai selama proses pembelajaran sangat menentukan bagaimana proses pembelajaran dirancang dan dilaksanakan.
Kegiatan pembelajaran : ditulis/diuraikan “apa yang dilakukan siswa” selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan guru sejauh mungkin berfungsi sebagai fasilitator dan dinamisator. Dalam setiap pertemuan, langkah pembelajaran terdiri dari :
1. Pendahuluan.
a. berisi pengantar, mengulang kembali, menggali konsep / pengetahuan yang sudah difahami siswa, ...
b. penjelasan singkat bagaimana kegiatan pembelajaran akan berlangsung (termasuk menjelaskan nilai kemanusiaan yang diperjuangkan), tujuan, kerangka pembelajaran hari ini,
2. Kegiatan inti
a. Apa yang dilakukan siswa (kelompok siswa) selama proses pembelajaran.
Eksplorasi (menggali informasi, percobaan, mencari data, …); elaborasi (mengolah data, menemukan kecenderungan, menemukan konsep); konfirmasi (kesimpulan, penegasan guru, …)
b. Guru sejauh mungkin sebagai fasilitator yang memacu agar siswa aktif dan senang belajar.
3. Kegiatan Penutup (Rangkuman pembelajaran), dapat berisi :
a. Penegasan ulang terhadap apa yang dipelajari (diperoleh) dalam pembelajaran  kesimpulan, rangkuman.
b. Pemberian tugas di rumah

Catatan : dalam kegiatan inti sejauh mungkin diusahakan agar Kerjasama kelompok menjadi bagian dari pembelajaran, termasuk di dalamnya untuk menyiapkan ulangan dengan saling uji di kelompok 4. Kegiatan kerjasama kelompok tidak serta merta menghilangkan (menggantikan) kegiatan siswa secara mandiri (pribadi).

VII. Evaluasi.
1. Evaluasi tertulis sebaiknya dengan menggunakan soal uaraian (terbuka atau terstruktur), kecuali untuk materi yang memang lebih sesuai dengan soal obyektif. Soal-soal evaluasi dituliskan dalam RPP atau sebagai lampiran RPP.
2. Evaluasi ketrampilan (produk atau kinerja). Untuk ketrampilan kinerja dilakukan pengamatan pada saat siswa melakukan aktivitas tentang hal yang diujikan, sedangkan untuk ketrampilan produk tekanan penilaian pada hasil yang dicapai oleh siswa.
3. Evaluasi terhadap sikap siswa dapat dilakukan dengan pengamatan terhadap perilaku siswa dalam penghayatan nilai kemanusiaan yang diperjuangkan, dalam proses pembelajaran (termasuk kegiatan ulangan).
Untuk mempermudah penilaian dalam setiap kegiatan pembelajaran guru cukup membuat 3 kategori penilaian sikap, misalnya :
• 1(atau +) : untuk siswa yang sungguh-sungguh dalam penghayatan nilai kemanusiaan yang diperjuangkan.
• 0(atau .) : untuk populasi siswa yang biasa
• -1(atau -) : untuk siswa yang tidak bersungguh-sungguh dalam penghayatan nilai kemanusiaan yang diperjuangkan
• Nilai sikap diperoleh dari hasil kumulatif penilaian pengamatan dalam beberapa kali pertemuan (pembelajaran), yang dapat di-skor berdasarkan hasil pengamatan tersebut.

Catatan : Untuk mendukung agar tingkat ketercapaian pembelajaran lebih baik, sebelum kegiatan evaluasi sebaiknya diadakan persiapan evaluasi dengan kegiatan saling menguji dalam kelompok 4, yang soal-soalnya sudah disediakan oleh guru. Soal ulangan sebaiknya diambilkan dari soal-soal yang sudah dilatih (dikerjakan oleh siswa) dalam kegiatan saling menguji ataupun dalam kegiatan latihan soal.
Kumpulan soal-soal latihan menjadi salah satu bank soal yang dimiliki guru

VIII. Refleksi dan Aksi
Refleksi dan Aksi merupakan cirikhas dari PPR. Agar siswa sungguh dapat semakin menghayati nilai-nilai kemanusiaan yang diperjuangkan bersama, maka guru perlu menyiapkan pertanyaan Refleksi dan Aksi yang sejalan dengan nilai kemanusiaan yang diperjuangkan.
Refleksi dan Aksi dapat dilakukan setelah semua rangkaian kegiatan pembelajaran diselesaikan (setelah evaluasi), tetapi tidak menutup kemungkinan dilakukan di setiap akhir pertemuan. Pemilihan waktu disesuaikan dengan dinamika kelas (situasi dan kondisi kelas / siswa).
Pertanyaan Refleksi.
Sebagai contoh beberapa pertanyaan Refleksi, misalnya untuk yang berkaitan dengan nilai kemanusiaan berikut :
1. Kerjasama
a. Apakah dalam kegiatan kelompok aku sudah dapat bekerjasama dengan baik ? Mengapa ?
b. Apakah pada saat latihan soal aku mau membantu temanku saat temanku mengalami kesulitan ? Mengapa ?
c. Bagaimana perasaanku saat aku membantu temanku dan berhasil ? Mengapa ?
d. Bagaimana perasaanku saat aku mendampingi temanku, tetapi tidak mudeng2 ? Mengapa ?
e. Dst. ....
2. Persaudaraan (menghargai, mendengarkan, mendukung, ...)
a. Apakah aku sungguh-sungguh mendengarkan temanku yang sedang berbicara saat diskusi kelompok ? Mengapa ?
b. Apakah aku bisa menghargai pendapat temanku, walaupun mungkin pendapatnya “salah” atau “kurang tepat” menurut ukuranku ? Mengapa ?
c. Apakah aku mentertawakan temanku yang berbuat salah (menjawab pertanyaan, melakukan aktivitas tertentu, ...) ? Mengapa ?
d. Jika aku berbuat salah dan ditertawakan, bagaimanakah perasaanku ? Mengapa ?
e. Apakah aku suka mengejek (mentertawakan) kelemahan temanku ? Mengapa ?
f. Apakah aku dengan sukarela mau membantu temanku yang mengalami kesulitan ? Mengapa ?
g. Dst. .....

3. Solidaritas
a. Bagaimana perasaanku saat menyaksikan saudara-saudaraku yang menjadi korban banjir (dalam tayangan pembelajaran) tadi ? Mengapa ?
b. Menurut yang aku bayangkan bagaimana rasanya jika aku menjadi korban banjir (atau gempa, atau bencana yang lain) ?
c. Dst ....
4. Jujur
a. Apakah dalam melakukan percobaan aku sudah mencari dan mencatat data apa adanya ? Apa manfaatnya bagiku ?
b. Siapa saja yang dirugikan jika aku membuat data sembarangan atau hanya mengambil data orang lain ?
c. Apakah keuntungan dan kerugianku jika aku tidak jujur dalam mengerjakan ulangan ? Mengapa ?
d. Bagaimana perasaanku jika saat ulangan aku mengetahui ada temanku yang berbuat curang ? Mengapa ?
e. Bagaimana perasaanku jika aku mengetahui telah dibohongi oleh temanku ? Mengapa ?
f. Dst. ....
5. Syukur
a. Apa saja yang perlu aku syukuri selama kegiatan pembelajaran (sekolah) berlangsung ? Mengapa ?
b. Apakah hari ini ada peristwa yang membuat hatiku gembira ? Apa ? Mengapa ?
c. Apakah hari ini ada peristiwa yang membuat hatiku sedih ? Apa ? Mengapa ?
d. Hari ini aku pantas berterima kasih kepada (teman, guru, saudara, ...), karena apa ?
e. Bakat dan potensi (dari Allah) apa saja yang pantas aku syukuri dan kembangkan ? Mengapa ?
f. Jenis kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang paling menyenangkan bagiku ? Mengapa ?
g. Dst. ...
6. hubungan materi pelajaran dengan kehidupan
a. Apakah manfaat dari apa yang kita pelajari ini dalam kehidupan sehari-hari ? Jelaskan !
b. Apa yang akan terjadi jika semua orang membuang sampah di sungai (seperti yang kita diskusikan) ? Mengapa ?
c. Apakah dampaknya terhadap lingkungan jika hal-hal yang kita diskusikan (materi pelajaran) tidak mendapatkan perhatian serius ? Mengapa ?
d. Menurut pendapatku kejadian serupa ini ... (materi yang didiskusikan) dapat dicegah, jika ... Jelaskan !
e. Dst. ....

Catatan :
1. Pilihan nilai dan pertanyaan refleksi di atas hanya sekedar contoh. Guru dapat mengembangkan sendiri yang sesuai dengan KD dalam Indikator.
2. Dalam satu RPP cukup 1 atau 2 nilai kemanusiaan yang direfleksikan, yang sesuai dengan KD dan Indikatornya. Nilai yang lain direfleksikan dalam RPP yang lain.
3. Refleksi dapat berupa refleksi proses pembelajaran (penghayatan nilai kemanusiaan), ataupun refleksi materi pembelajaran.

Pertanyaan Aksi.
Aksi yang dapat dilakukan siswa harus berhubungan dengan refleksi yang sudah dilakukan. Aksi merupakan tindak lanjut dari refleksi. Aksi diharapkan merupakan bentuk perbaikan / penyempurnaan atau penghayatan dari apa yang direfleksikan.
Jika refleksinya tentang kerjasama, maka aksinya juga tentang kerjasama, dst.
Aksi mencerminkan / mengungkapkan apa yang akan / bisa / sebaiknya / seharusnya dilakukan siswa / kelompok siswa / kelas / sekolah dalam menyikapi refleksi yang telah dilakukan.
Aksi dapat berupa :
a. Internalisasi nilai : pembatinan, pendalaman, penanaman nilai, membangun niat. Aksi bentuk ini lebih ditekankan pada pemahaman siswa tentang nilai tertentu dan apa yang sebaiknya / semestinya dilakukan (niat).
b. Pelaksanaan nilai dalam sikap hidup siswa : berupa tindakan nyata yang sungguh-sungguh dilakukan siswa sebagai bentuk penghayatan nilai (pertobatan). Aksi ini tercermin langsung dalam sikap / perilaku siswa sehingga mengubah sikap hidup siswa menjadi lebih baik.
Sebagai contoh, berikut ini dituliskan beberapa pertanyaan pemandu agar siswa dapat melakukan aksi.
1. Kerjasama
a. Apa yang dapat aku lakukan agar aku lebih dapat bekerjasama dalam kegiatan kelompok ?
b. Sikap apa (yang mana) yang harus aku tinggalkan agar kerjasama dalam kelompokku dapat berjalan dengan lebih baik ?
c. dst.
2. Solidaritas
a. Apa yang dapat aku lakukan untuk membantu saudaraku yang tertimpa bencana (seperti yang didiskusikan dalam pembelajaran) ?
b. Apa yang dapat dilakukan oleh (kelasku, sekolahku, ...) untuk meringakan beban dari saudara kita yang tertimpa bencana ... ? kapan ? bagaimana dikoordinasikan ?
c. dst. ...
3. Syukur
a. Bentuk ungkapan syukur apa yang pantas aku lakukan untuk mewujudkan rasa syukurku tentang ... ?
b. Bagaimana aku harus mewujdukan rasa terima kasihku kepada (teman, guru,. ..) yang telah membantu dan mendukung aku dalam ... ?
c. dst. ...
Catatan : beberapa pertanyaan aksi ini hanya sebagai contoh. Guru dipersilahkan untuk mengembangkan sesuai dengan refleksi yang dilakukan.
Hasil Refleksi maupun Aksi sebaiknya didokumentasikan oleh guru (dirangkum), sehingga menjadi bekal khusus untuk “mengingatkan” siswa, jika diperlukan, sekaligus menjadi dokumentasi guru.

IX. Produk (kreasi) yang diharapkan dapat dibuat siswa.
Untuk mendidik siswa agar memiliki sikap enterpreneur (kewirausahaan), siswa perlu dilatih dan didampingi untuk membuat / menghasilkan sesuatu dalam proses belajar. Produk yang dihasilkan siswa merupakan pengalaman berharga bagi siswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan, maka sebaiknya apapun hasilnya pantas diapresiasi oleh guru.
Untuk melengkapi (menyempurnakan) RPP PPR enterpreneurship maka dalam setiap KD jika dimungkinkan siswa menghasilkan produk tertentu yang sesuai.

X. Lembar Kegiatan Siswa
Untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran agar siswa aktif belajar, menggali, menemukan dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, RPP terkadang perlu dilengkapi dengan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang berfungsi sebagai pemandu kegiatan siswa.
Agar kegiatan siswa sungguh mengarah pada Indikator Hasil Belajar yang telah ditetapkan, maka LKS semestinya disusun oleh guru penyusun RPP, sehingga LKS menjadi sarana untuk mewujudkan kompetensi dasar yang diperjuangkan dan harus dikuasai oleh siswa. (Perlu diingat tidak semua proses pembelajaran memerlukan LKS).
LKS sebaiknya menjadi bagian (lampiran) dari RPP, kecuali di dalam buku teks sudah ada LKS yang membimbing siswa melakukan kegiatan dengan bimbingan guru.

Rabu, 20 Juli 2011

JOB DESCRIPTION 2011 - 2012



PEMBAGIAN TUGAS GURU DAN KARYAWAN
SDK ST VINCENTIUS SURABAYA
TAHUN PELAJARAN 2011 – 2012

GURU KELAS
1.V1 : MARTINA EDDY Y, S.Pd
1.V2 : F. PURWATI
1.V3 : CH WIWIEN, S.Pd

2.V1 : SILVIA ERSALITA, S.Pd
2.V2 : LUCIANA NOVITA, S.Pd
2.V3 : ANNA ARI, S.Ss

3.V1 : MARIA IMMACULATA, S.Pd
3.V2 : ELISABETH SRI H, S.Pd
3.V3 : PAULINA IRA SUSANTI, S.Pd

4.V1 : LIDWINA RESI, S.Pd
4.V2 : FRANSISCA WIDYASTUTI, S.Pd
4.V3 : LUIDINAH WARTIYAH

5.V1 : IGNATIUS KRISMANTO , S.Pd
5.V2 : Dra. MARTHA JUJUT
5.V3 : M.M MARTI, S.Pd

6.V1 : PRIH SUGIARTI
6.V2 : Dra. M.B SUSMIASIH
6.V3 : CHATARINA KARDJINAH, S.Pd, S.Ag

GURU BIDANG STUDI

PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN:
AGUS SANTOSO, S.Pd Kelas 4- 6
BERNADET J, S.Pd Kelas 1- 3 + PERPUSTAKAAN

SENI TARI :
ANASTASIA RATNA

BAHASA INGGRIS :
ANA KRISTINA, S.Pd Kelas 1- 3 + LAB
BAYU INDRA SETHA, S.Pd 4- 6 + LAB

ARITMATIKA :
TRIWARDANI
SITI ROHMA

PENDIDIKAN KARAKTER :
GURU KELAS


PEMBIASAAN VINSENSIAN :
Drs. THOMAS DA SILVA, M.M
FRANCISKUS PURDJIONO
Dra. BERNADETTA HARININGSIH


PENANGGUNG JAWAB RUANG :

1. LABORATORIUM I P A :
- LUIDINA WARTIYAH
- IGNATIUS KRISMANTO, S.Pd
2. LAB BAHASA INGGRIS :
- BAYU INDRA SETHA , S.Pd
- ANNA KRISTINA, S.Pd
3. LAB KOMPUTER :
- HERU PURNAMA, S.E
4. PERPUSTAKAAN :
- CHATARINA KARJINAH, S.Pd
- BERNADETTA J, S.Pd
- DEVIA HARDITA SARI
5. UKS :
- TH. KRISTIANTI
6. R. OLAHRAGA + PRAMUKA :
- AGUS SANTOSO, S.Pd
- FRANSISCA WIDYASTUTI,S.Pd
7. R. KESENIAN :
- ANASTASIA RATNA,
- CHRISTINA WIWIEN, S.Pd
8. MULTIMEDIA :
- ELISABETH SRI H, S.Pd
9. R. GIZI :
- MARTINA EDDY, S.Pd
10. R. GURU :
- SILVIA ERSALITA, S.Pd
11. R. KASEK :
- KASEK
12. R. KOPERASI :
-PRIH SUGIARTI , DEVI, SUSI
12. R . TATA USAHA :
-MARIA SUBIYANTI, CS
13. R. KANTIN :
- M.M MARTI, S.Pd



PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

1. PRAMUKA : SIAGA( PA ) : AGUS SANTOSO, S.Pd
ANNA ARI P, S.Ss
SIAGA ( PI ) : M. IMACULATA, S.Pd
BERNADET Y , S.Pd
: PENGGALANG ( PA)
Ig KRISMANTO, S.Pd
L .WARTIYAH
PENGGALANG ( PI)
FRANSISCA W, S.Pd
FL . PURWATI
2. DRUMBAND : ELISABETH SRI H, S.Pd
LIDWINA RESI, S.Pd
3. PADUAN SUARA : BAYU INDRA SETHA, S.Pd ( KOORDINATOR )
PIYONO
MATIUS SUPRAT, S.Pd

KOOR GEREJA : Dra. MARTHA JUJUT

4. SENI TARI : ANASTASIA RATNA
M.M MARTI, S.Pd ( KELAS BESAR )
MARTINA EDDY, S.Pd ( KELAS AWAL )

5. PUTRA/I VINCENTIAN : Ig KRISMANTO, S.Pd
MARIA IMMACULATA, S.Pd

6. BOLA BASKET : PAULINA IRA SUSANTI, S.Pd

7. BOLA VOLLI : LUCIANA NOVITA, S.Pd

8. FUTSAL : M.M MARTI, S.Pd

9. KULINTANG : DONAL
MARTINA E.Y, S.Pd

10. GAMELAN : AGUS SANTOSO S.Pd
ELISABETH SRI H, S. Pd

11. ROBOT : HERU PURNAMA, S.E

12. BAND ARVINT JUNIOR : THOMAS DA SILVA

13. ENGLISH CLUB : TEAM ENGLISH
14. MANDARIN CLUB : TEAM MANDARIN

Minggu, 22 Mei 2011

SAKRAMEN PPENYEMBUHAN


Ketujuh Sakramen dalam Gereja Katolik adalah merupakan tanda kehadiran Allah sendiri, sehingga manusia mendapat hidup baru dalam Kristus. Sekarang kehidupan itu masih "tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah" (Kol 3:3). Kita masih hidup "dalam kemah kediaman kita di bumi ini" (2 Kor 5: 1) dan takluk kepada sengsara, penyakit, dan kematian. Dengan demikian kehidupan yang baru ini pun dapat diperlemah dan malahan dapat hilang samasekali oleh dosa kita.
Bagaimana agar hidup baru tetap abadi dan tanda lahir yang diberikan Allah tetap abadi dan meraja dalam aktifitas kita sehari-hari ?

Yesus Kristus, adalah dokter jiwa dan tubuh kita, yang telah mengampuni dosa orang lumpuh dan telah memberi kembali kesehatan kepadanya (Bdk. Mrk 2:1-12.), menghendaki bahwa Gereja-Nya melanjutkan karya penyembuhan dan penyelamatan-Nya dalam kekuatan Roh Kudus. Karya ini juga dibutuhkan anggota-anggota Gereja sendiri. Untuk itu ada dua Sakramen penyembuhan: Sakramen Pengakuan Dosa dan Sakramen Urapan Orang Sakit.
A. Ada beberapa nama yang sering digunakan untuk Sakramen Tobat.
Pertama, Sakramen Tobat itu sendiri. Disebut demikian, karena hal yang terpenting yang mau ditekankan di sini ialah tobat dan orang beriman yang bertobat. Konsili Vatikan II memakai kembali istilah “Sakramen Tobat” (lih. Sacrosanctum Concilium, No. 72; Lumen Gentium, No. 11).
Kedua, dinamakan “Sakramen Pengakuan Dosa” karena orang yang bertobat itu menyatakan sikap tobatnya kepada Allah dan mengakukan segala dosanya di hadapan imam selaku pelayan Gereja. Pengakuan atas dosa-dosanya ini menunjukkan bahwa dengan rendah hati dan jujur ia mengaku dirinya sebagai orang yang berdosa yang membutuhkan kerahiman Allah.
Ketiga, disebut juga dengan “Sakramen Pengampunan Dosa” karena dosa-dosa yang telah diakukan dengan jujur dan rendah hati itu—melalui absolusi imam—secara sakramental telah diampuni oleh Allah sendiri. Seperti dalam rumus absolusi disebutkan, “…Semoga lewat pelayanan Gereja, Ia (Allah) melimpahkan pengampunan dan damai kepada Saudara.”
Keempat, dinamakan juga “Sakramen Pendamaian” (rekonsiliasi) karena melalui pengampunan yang telah diterima oleh pentobat, Allah sendiri memperdamaikan pentobat dengan Diri-Nya dan Gereja. Seperti dikatakan oleh Konsili Vatikan II bahwa “mereka yang menerima Sakrarnen Tobat memperoleh pengampunan dan Allah dan sekaligus didamaikan dengan Gereja” (Lumen Gentium, No. 11). Pengampunan Allah adalah ungkapan cinta-Nya yang mendamaikan. Karena rasul Paulus memberi nasihat, “Berilah dirimu didamaikan dengan Allah” (2 Kor 5:20).
Kelima, Sakramen Tobat juga merupakan “Sakramen Penyembuhan” karena ia memberikan rahmat penyelamatan dan penyembuhan atas jiwa dan raga manusia
(lih. Katekismus Gereja Katolik, No. 1420-1421).

BUAH-BUAH ROHANI SAKRAMEN TOBAT
Perayaan Sakramen Tobat menghasilkan buah-buah rohani seperti:
1. Orang mengalami pendamaian dengan Allah karena relasi kasih dengan Allah yang telah putus karena dosa (terjadi PHK: Putus Hubungan Kasih) telah dipulihkan kembali. Kasih Allah yang hidup sungguh-sungguh menjadi hidup kembali dan dialami secara pribadi.
2. Orang mengalami pendamaian dengan komunitas Gereja. Relasi dengan sesama saudara yang selama ini retak dan rusak, entah karena dendam, iri hati, tak mau mengampuni, difitnah, dan sebagainya, telah disembuhkan dan pulih kembali. Sebab Sakramen Tobat “menyembuhkan orang yang diterima kembali dalam persekutuan dengan Gereja yang menderita karena dosa dan salah seorang anggotanya” (Katekismus Gereja Katolik, No.1469).
3. Orang mengalami penyembuhan secara utuh: dan dosa, luka-luka batin, relasi yang disharmonis, dan ikatan ilmu hitam, perdukunan, dan sebagainya.
4. Orang mengalami pembebasan dari siksa abadi, yang akan diterimanya jikalau ia tetap
berada dalam dosa berat (Katekismus Gereja Katolik, No. 1496).
5. Orang mengalami pembebasan—paling sedikit—dan sebagian siksa sementara yang
diakibatkan oleh dosa.
6. Orang mengalami ketenangan hati nurani dan hiburan rohani. Orang mengalami pertumbuhan kekuatan rohani untuk perjuangan dalam menghayati iman kristianinya.
Gereja Katolik percaya dan mengakui bahwa di antara ketujuh Sakramen ada satu yang sangat khusus ditentukan untuk menguatkan orang-orang yang dicobai oleh penyakit : Sakramen Urapan Orang Sakit
Urapan Orang Sakit yang kudus ini ditetapkan oleh Kristus Tuhan Kita, sebagai Sakramen Perjanjian baru yang sebenarnya dan sesungguhnya, disinggung oleh Markus, tetapi dianjurkan kepada orang beriman dan diumumkan oleh Yakobus, Rasul dan saudara Tuhan" (Konsili Trente : DS 16.95)
B. "Sakramen Urapan Orang Sakit diberikan kepada mereka, yang keadaan kesehatannya sangat terancam, dengan mengurapi mereka di dahi dan di tangan dengan minyak zaitun yang telah diberkati sesuai dengan peraturan atau, sesuai dengan keadaan, dengan minyak nabati lain yang diberkati sesuai dengan peraturan, sambil mengucapkan satu kali kata-kata yang berikut : "Semoga karena pengurapan suci ini Allah yang Maharahim menolong Saudara dengan rahmat Roh Kudus. Semoga Allah membangunkan saudara dari belenggu dosa.

Urapan Orang Sakit "bukanlah Sakramen bagi mereka yang berada diambang kematian saja. Maka saat yang baik untuk menerimanya pasti sudah tiba, bila orang beriman mulai ada dalam bahaya maut karena menderita sakit atau tua.

Kalau seorang sakit yang telah menerima urapan ini sehat kembali, maka ia dapat menerima lagi Sakramen ini, apabila Ia sakit berat lagi. Dalam menderita penyakit yang sama, Sakramen ini dapat diulangi, kalau keadaan semakin memburuk. Dianjurkan agar seorang yang menghadapi operasi besar, menerima urapan Orang Sakit. Demikian juga berlaku untuk orang rentra, yang kekuatannya mulai melemah.

BUAH- BUAH PERAYAAN SAKRAMEN URAPAN ORANG SAKIT

1. Satu anugerah khusus dari Roh kudus yang pertama sakramen ini ialah kekuatan, ketenangan,dan kebesaran hati untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan satu penyakit berat atau dengan kelemahan karena usia lanjut.
2. Rahmat ini adalah anugerah roh kudus, yang membaharui harapan dan iman kepada Allah dan menguatkannya melawan godaan musuh yang jahat, melawan godaan untuk berkecil hati dan rasa takut akan kematian. Bantuan Tuhan melalui kekuatan Roh-Nya hendak membawa orang sakit menuju kesembuhan jiwa, tetapi juga menuju kesembuhan badan, kalau itu sesuai dengan kehendak Allah dan " jika ia telah berbuat dosa, dosanya juga memperoleh pengampunan dari Allah, yang sungguh luar biasa.

3. Persatuan dengan sengsara Kristus oleh rahmat sakramen ini orang sakit menerima kekuatan dan anugerah untuk mempersatukan diri lebih erat lagi dengan sengsara Tuhan. Ia seakan-akan ditahbiskan untuk menghasilkan buah melalui keserupaan dengan sengsara Juru Selamat yang menebus dosa kita sebagai akibat dosa asal.

4. Rahmat gerejani. Karena secara bebas menggabungkan diri dengan sengsara dan wafat kristus, maka orang-orang sakit memberi sumbangan bagi kesejahteraan umat Allah" (LG11). Dalam upacara urapan orang sakit, gereja mendoakan orang sakit di dalam persekutuan para kudus sebaliknya orang sakit menyumbangkan melalui rahmat sakramen demi pengudusan gereja dan kesejahteraan semua orang yang beriman

5. Persiapan untuk perjalanan terakhir kalau sakramen urapan orang sakit diberikan kepada mereka yang menderita penyakit berat atau kelemahan, maka lebih lagi kepada mereka yang siap berpisah dari hidup ini (mereka yang rasanya sudah berakhir di akhir hidup ini :konsili trente:DS 1698) karena itu ia dinamakan juga sakramen orang yang menghadapi ajal. Urapan terakhir ini membekali akhir hidup kita di dunia ini dengan satu tanggul kuat berhadapan dengan perjuangan-perjuangan akhir sebelum masuk ke dalam Rumah Bapa…..Amin

Pertanyaan Refleksi..
1. Apa yang dimaksud Sakramen dalam Gereja Katolik dan sebutkan !
2. Sebutkan yang dimaksud Sakramen Penyembuhan !
3. Bagaimana perasaan saudara setelah kita bahas Sakramen Penyembuhan ?
4. Apa yang saudara rasakan setelah menerima Sakramen tobat/ Pengakuan Dosa ?
5. Sebagai orang Katolik, tindakan konkrit yang bagaimana seharusnya kita lakukan setelah mendapat Sakramen Tobat ?
6. Bagaimana tanggapan saudara bila ada yang mengatakan bahwa sakramen urapan orang sakit merupakan sakramen untuk menuju / persiapan kematian ?

-----------------------------------------------------------Tuhan Beserta Kita-------------------------------------------------------
By; thoms_dasilva@yahoo.com

Jumat, 13 Mei 2011

REFLEKSI PASKAH 2011


Jumat. 15 April 2011


Jadikan Aku Pembawa Damai


1. Pengantar
. Kecenderungan yang telah mewabah, kebanyakan orang pada zaman sekarang ini mau serba enaknya saja meninggalkan proses untuk mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya. Seakan hidup tidak perlu lagi perjuangan. Pepatah lama yang berbunyi berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian sebatas syair pemanis irama lagu daripada makna yang sebenarnya. toh segalanya dapat diperoleh,
Bagaimana pendampingan kita dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, adakah cara instan ?
Jawabannya adalah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) karena sukses dan tidaknya amat ditentukan oleh “paradigma” atau pola pikir yang melekat atau dihidupi oleh para pendidik. “Pedagogi” mencakup cara para guru atau fasilitator mendampingi para siswa selama bertumbuh dan berproses. Sedangkan “ref¬lek¬si” adalah metode inter¬nalisasi nilai yang dianggap paling efektif. Pendidikan bukan lagi diarahkan hanya untuk menciptakan teknokrat-teknokrat dengan keahlian tinggi, tetapi untuk menciptakan manusia –manusia yang berpihak untuk menperjuangkan keadilan di dalam dunia.. sepakat ?

2. Lagu Pembukaan : -

3. Doa Pembukaan :
Allah Yang Maha Kasih, Engkau telah menganugerahkan Roh KudusMu ke dalam hati kami yang menggerakkan kami untuk melakukan kasih pada sesama, namun kami sadar akan kelemahan dan keterbatasan kami. Doronglah kami untuk memberi keselamatan bagi banyak orang agar kami memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Tuhan jadikan kami manusia yang penuh syukur dalam banyak perkara dan persoalan hidup sebagai pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah ini. Demi Kristus dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin

4. Tuhan mempunyai rencana besar untuk hidup anda !
Kita adalah ciptaan Tuhan, sesuai dengan rupaNya, untuk suatu tujuan. Seperti Tuhan memanggil Nabi Yesaya (Yesaya 49:1), Yeremia (Yeremia 1:5) dan Paulus (Galatia 1:15) untuk suatu tujuan khusus, Ia pun mempunyai rencana khusus dalam hidupmu.
"Sebab aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11)
Alkitab mengatakan bahwa kehendak Allah adalah "baik, berkenan dan sempurna." (Roma 12:2)

5. Contemplatio : Rencana apa yang diberikan Tuhan kepada kita ?


6. Oratio : Doa mohon rahmat untuk berbelas kasih terhadap sesama.
Setiap kali paru-paruku bernafas, setiap kali jantungku berdetak, setiap kali darahku berdenyut dalam tubuhku, sekian ribu kali ingin kumuliakan kerahimanMu, Tritunggal yang mahakudus. Aku ingin seluruh diriku berubah menjadi kerahiman hatiMu serta cermin diriMu sendiri, ya Tuhan. Semoga sifat Allah yang paling utama itu, yakni kerahimanNya tak terselami, menembus jiwaku menuju sesama-sesamaku. Bantulah aku ya Tuhan, agar mataku penuh belas kasihan, supaya aku tidak pernah curiga dan tidak menilai seorangpun menurut tampang lahiriahnya, tetapi memandang indah dalam jiwa sesama, dan siap menolongnya.
Bantulah aku, agar pendengaranku penuh belas kasihan, supaya aku siap melayani kebutuhan sesamaku, supaya telingaku tidak acuh tak acuh terhadap derita dan keluh kesah sesama.
Bantulah aku ya Tuhan, agar lidahku penuh belas kasihan, supaya aku tak pernah bicara buruk tentang sesamaku, tetapi siap mengucapkan kata penghiburan dan maaf kepada setiap sesamaku.
Bantulah aku ya Tuhan, agar tanganku penuh belas kasihan dan perbuatan baik, supaya aku mampu berbuat yang baik saja kepada sesamaku, dan mampu menerima pekerjaan yang lebih berat dan meletihkan.
Bantulah aku, agar kakiku penuh belas kasihan, supaya aku bergegas menolong sesame, sambil menguasai keletihan dan kelelahanku sendiri, istirahatku sejati ada dalam pelayanan terhadap sesamaku.
Bantulah aku ya Tuhan, agar hatiku berbelas kasih, supaya aku peka terhadap segala derita sesamaku dan tidak pernah menolak berbagi kasih dengan siapapun. Dengan jujur aku akan bergaul, juga dengan mereka yang malah mamanfaatkan kebaikanku. Aku sendiri akan berlindung dalam Hati Yesus Yang Maharahim dan akan bungkam mengenai deritaku sendiri. Biarlah kerahimanMu beristirahat dalam diriku ya Tuhanku.
Engkau sendiri menyuruh aku melatih tiga tingkatan belas kasihan, pertama-tama: pertbuatan belas kasihan, apapun jenisnya. Kedua: ucapan belas kasihan, yaitu belas kasihan kata, bila aku tak dapat mewujudkannya dalam perbuatan, dan ketiga: doa, bila aku tak dapat menunjukkan belas kasihan dengan perbuatan maupun dengan kata, aku selalu dapat menunjukkannya dengan doa. Doa malahan akan kuluaskan ke tempat-tempat yang tidak dapat kujangkau secara fisik.
Ya Yesusku, ubahlah diriku menjadi diriMu, sebab Engkau dapat berbuat segala-galanya
7. Missio : Bersyukur dan menyerahkan segala perkara dalam tangan Tuhan .

8. Lagu Penutup : -


Kristus Jaya, Kristus Mulya, Kristus..Kristus Tuhan kita,
Mari kita rayakan Hari Raya Paskah dengan sukacita..Alleluya....



Good luck